Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan PBB: Pidato Trump Akan Jadi Barometer Sikap Negara Lain Terhadap AS

Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa akan digelar di New York, Amerika Serikat pada pekan depan,18-23 September 2017.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Carlos Barria
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Carlos Barria

Bisnis.com, JAKARTA —  Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa akan digelar di New York, Amerika Serikat pada  pekan depan,18-23 September 2017.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan berpidato dalam pertemuan tersebut pada Selasa, 19 September 2017.

Sejumlah pengamat menilai, penampilan Trump di Majelis PBB tersebut akan menjadi barometer pemimpin dunia lain dalam mengantisipasi langkah AS di bawah pemimpin barunya.

Pasalnya, semenjak Gedung Putih diduduki oleh Trump, ketegangan AS dengan musuhnya justu meningkat tajam. Selain itu, dia juga dianggap lebih konfrontatif daripada pendahulunya, Barack Obama.

“Dunia masih berusaha mengambil posisi terkait sikap Trump. Bagi sejumlah pemimpin dunia, pertemuan PBB ini akan menjadi kesempatan mereka untuk menghakimi Trump sekaligus menemukan sisi positifnya,” kata Jon Alterman, Wakil Presiden Center for Strategic and International Studies, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (17/9/2017).

Adapun dalam pidatonya, Trump bakal mengusung isu utama mengenai denuklirisasi Korea Utara dan Iran.

Dalam keterangan resminya, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan Trump akan mengajukan dua permintaan ke organisasi antarnegara terbesar di dunia tersebut yakni mengajak negara anggota PBB melawan Korut dan menahan Iran untuk melanjutkan program nuklirnya.

Selain Trump dan Haley, Wakil Presiden AS Mike Pence, Menteri Luar Negari Rex Tillerson, Penasehat Keamanan Nasional HR McMaster, penasihat presiden sekaligus menantu Trump Jared Kushner, dan Direktur Dewan Ekonomi Kepresidenan Gary Cohn dijadwalkan turut hadir.

Namun demikian Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping dikabarkan tidak akan hadir dalam pertemuan itu. Hal ini semakin memperjelas arah koalisi AS di bawah Trump di kawasan Eropa dan Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper