Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Myanmar Bantah Lakukan Pembersihan Etnis

Myanmar mengecam pernyataan kepala hak asasi manusia PBB yang menyebut perlakuan negara tersebut terhadap Muslim Rohingnya sebagai pembasmian etnis.
Seorang pria Rohingya membawa barang-barangnya ke arah perbatasan Myanmar-Bangladesh di Bandarban./Reuters
Seorang pria Rohingya membawa barang-barangnya ke arah perbatasan Myanmar-Bangladesh di Bandarban./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA--Myanmar mengecam pernyataan kepala hak asasi manusia PBB yang menyebut perlakuan negara tersebut terhadap Muslim Rohingnya sebagai "pembasmian etnis".

Utusan Myanmar untuk PBB menyalahkan pemberontak Rohingnya yang memicu kekerasan di negara bagian Rakhine, sehingga mereka tidak mentolerir aksi kelompok tersebut sebagaimana dikutip BBC.com, Rabu (13/9).

Sekitar 370.000 orang Rohingya telah menyeberangi perbatasan menuju Bangladesh karena situasi yang kian memanas sejak bulan lalu.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bertemu pada hari ini untuk membahas krisis tersebut.

Militer Myanmar mengatakan mereka memerangi gerilyawan Rohingya dan membantah menargetkan warga sipil.

Tapi banyak dari mereka yang melarikan diri mengatakan bahwa pasukan Myanmar merespon serangan oleh militan Rohingya pada 25 Agustus dengan brutal dan pembakaran desa bertujuan untuk mengusir mereka keluar.

Rohingnya, minoritas Muslim yang tinggal di dalam masyarakat yang mayoritas menganut Buddha di negara bagian Rakhine, telah lama mengalami penganiayaan di Myanmar, yang menganggap mereka sebagai pendatang ilegal dari Bangladesh.

Senin lalu Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Raad Al Hussein mendesak Myanmar untuk mengakhiri "operasi kejam militer". Menurutnya apa yang dilakukan pemerintah Myanmar seperti "contoh buku teks tentang pembasmian etnis".

Hari berikutnya duta Myanmar Htin Lynn mengatakan tuduhan tersebut tidak membantu dan salah.

"Istilah kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembasmian etnis membawa konotasi yang sangat serius. Itu hanya dapat digunakan dengan cara yang paling bertanggung jawab dan itu hanya dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan legal dan hukum," katanya kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.

"Myanmar yang demokratis tidak akan pernah mentoleransi kekejaman semacam itu, saya ingin mengajukan keberatan kuat Myanmar atas penggunaan istilah tersebut oleh komisaris tinggi."

Menanam ranjau

BBC telah berbicara dengan orang Rohingnya yang mengalami cacat oleh ranjau darat karena mereka melarikan diri dari Myanmar.

Sumber Bangladesh mengatakan militer Myanmar baru-baru ini menanam ranjau baru, sebuah tuduhan yang ditolak oleh pejabat Myanmar.

Sementara itu, Bangladesh telah mendesak Myanmar untuk mengambil kembali ratusan ribu Rohingya yang melarikan diri karena kekerasan yang mereka alami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper