Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepastian Tarif Perbatasan Pascabrexit Masih Dinantikan

Institute for Government dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa 180.000 pedagang akan tertekan dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Brexit./Bloomberg
Brexit./Bloomberg

Bisnis.com,JAKARTA - Kejelasan tarif perbatasan setelah keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) masih dinantikan, pasalnya Institute for Government dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa 180.000 pedagang akan tertekan dampak Brexit.

Berdasarkan data yang dikutip dari Reuters, Senin (11/9/2017), para pedagang Negeri Ratu Elizabeth itu diperkirakan menghabiskan dana lebih dari 4 miliar euro (US$5,28 miliar) per tahunnya jika Inggris dan UE gagal menemukan kesepakatan baru mengenai tarif perbatasan.

Seperti diketahui, persoalan mengenai akses pasar tunggal dan tarif perbatasan antara Inggris dan UE masih belum dibahas dalam tiga putaran perundingan kedua kawasan. Pasalnya, Inggris maupun Uni Eropa masih bersikukuh dengan kehendaknya masing-masing.

Negosiator Brexit dari Uni Eropa (UE) Michael Barnier mengatakan bahwa Inggris menolak untuk menyelesaikan kewajiban finansialnya dan mengharapkan sejumlah kesepakatan yang dinilai UE tak masuk akal.

Menurutnya, perundingan putaran kali ini tidak cukup kuat untuk membuat kedua negara beralih ke perundingan di sektor perdagangan.

Seperti diketahui, UE meminta agar Inggris lebih dahulu menyelesaikan segala macam administrasi untuk keluar dari blok tersebut. 

Administrasi tersebut a.l. meliputi pembayaran biaya perceraian dengan UE senilai 60 miliar euro, hak-hak ekspatriat di kedua kawasan, dan persoalan perbatasan dengan Irlandia Utara.

Adapun, dalam perundingan putaran ketiga ini, Inggris menghendaki agar topik yang dibahas adalah mengenai  hubungan kepabeanan kedua kawasan dan akses sektor finansial ke pasar tunggal Uni Eropa. 

Rencana tersebut setidaknya telah tercermin dari makalah yang dibawa oleh Menteri Brexit David Davis ke pertemuan yang digelar di Brussels tersebut.

Ketegangan dan perbedaan pendapat yang masih mengemuka dari kedua kubu tersebut diperkirakan akan membuat perundingan putaran keempat pada Oktober nanti kembali dipenuhi ketidakpastian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper