Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Urai Tantangan Perekonomian Sulut, Bank Indonesia Gelar Seminar

Guna merumuskan strategi yang terbaik untuk terus dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Provinsi Sulawesi Utara, Bank Indonesia Sulut menggelar Seminar Perkembangan dan Outlook Perekonomian Sulawesi Utara 2017 di Ruang Tondano, Kantor Perwakilan BI Sulut, Jumat (8/9).
Pelabuhan Bitung/inaport4.co.id
Pelabuhan Bitung/inaport4.co.id

Kabar24, MANADO - Guna merumuskan strategi terbaik untuk terus meningkatkan pertumbuhan perekonomian Sulawesi Utara, Bank Indonesia Sulut menggelar Seminar Perkembangan dan Outlook Perekonomian Sulawesi Utara 2017 di Ruang Tondano, Kantor Perwakilan BI Sulut, Jumat (8/9/2017).

Soekowardjojo, Kepala Perwakilan BI Sulut mengakui memang secara umum perekonomian di Bumi Nyiur Melambai mengalami pertumbuhan lebih bagus dibandingkan nasional.

"Perekonomian Sulut masih bagus, namun kita akan semakin maju lagi apabila  bisa melihat posisi kita sebenarnya sedang ada di mana," ujarnya disela acara tersebut.

Meskipun demikian, kontribusi Sulut terhadap perekonomian nasional memang masih minim. Baru sekitar 0,81% terhadap perekonomian nasional.

"Meski masih bagus, tapi kalau bicara posisi Sulut secara regional Pulau Sulawesi, posisi Sulut saat ini berada peringkat ketiga setelah Sulsel dan Sulteng, dan bahkan sekarang bisa saja tersusul oleh Sultra. Ini yang harus kita waspadai bersama," ujarnya.

Apalagi, melihat kondisi perekonomian di Sulut pada Triwulan II/2017, dengan laju pertumbuhannya cukup soft, tumbuh melambat, dari sebelumnya yang bisa mencapai 6,43% hanya tumbuh menjadi sekitar 5,8%.

"Ada pertumbuhan yang terkoreksi 0,6%, yang bagi ekonom, angka ini cukup besar dan mengejutkan. Meski oke-lah secara overall kita tumbuh bagus masih kisaran 6%, tapi apa itu sudah maksimal ?" ujar Soekowardjojo.

Disamping masih memiliki potensi untuk tumbuh lebih tinggi lagi, pada saat bersamaan dari hasil pemetaan sementara ini, Sulut juga memiliki segudang pekerjaan rumah atau tantangan yang harus segera diselesaikan bersama oleh para stakeholder.

Sejumlah tantangan itu antara lain, ekspor yang hanya tergantung pada satu komoditas (minyak nabati), lalu Sulut juga mengalami deindustrialisasi, kemudian penyaluran kredit di Sulut yang masih didominasi sektor konsumtif yang mencapai sekitar 58%.

Selain itu, manajemen sumber daya alam yang masih belum berjalan dengan baik, karena Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulut masih rendah. Lalu, proses pembebasan lahan untuk proyek-proyek infrastruktur pendorong perekonomian yang masih sering terkendala sehingga menghambat pembangunan.

"Lantas terkait suplai listrik di Sulut yang masih terbatas, kualitas sumber daya manusia (SDM) relatif masih rendah, serta inflasi di Sulut yang cenderung fluktuatif," tegasnya.

Sementara, Sulut masih sangat berpeluang untuk terus tumbuh, apalagi didukung letak geografis yang sangat strategis di Indonesia Timur, memiliki sumber daya alam melimpah, serta mulai banyaknya pembangunan proyek infrastruktur strategis nasional dikerjakan di provinsi ini, seperti KEK Bitung dan Jalan Tol Manado - Bitung.

"Maka dari itu menjadi tugas kita bersama untuk mengurai itu semua. Nah, segala sesuatu usulan pada acara [seminar] ini tentu menjadi penting untuk dibahas bersama melalui seminar ini," ujarnya.

Seminar diawali sambutan Deputi Gubernur Bidang Logistik, Pengamanan Aset, Ekonomi Syariah dan Kawasan Regional Bank Indonesia Rosmayahadi dan Gubernur Provinsi Sulut Olly Dondokambey yang diwakili Sekretaris Provinsi Sulut Edwin Silangen.

Acara seminar diisi para pembicara antara lain Soekowardjojo Kepala Perwakilan BI Sulut, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia (BCA), Staf Ahli Kebijakan Penerimaan Negara Luky Alfirman, Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado Noldy Tuerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper