Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUU Persaingan Usaha, Jimly Asshiddiqie: Kajiannya Sudah Matang, Tapi Perspektifnya Berbeda

Jimly mengusulkan dalam membahas amendemen UU No. 5/1999 ini, sebaiknya pemerintah jangan hanya melihat dari kepentingan regulator untuk memperkuat otoritas.
Guru Besar Ilmu Tata Negara Universitas Indonesia Jimly Asshiddiqie./Antara-Sigid Kurniawan
Guru Besar Ilmu Tata Negara Universitas Indonesia Jimly Asshiddiqie./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Guru Besar Ilmu Tata Negara Universitas Indonesia Jimly Asshiddiqie mengharapkan penyusunan RUU Persaingan Usaha dapat mengutamakan kepentingan lebih luas, meski sudah datang dari hasil kajian yang matang.

“Apa yang disiapkan oleh pemerintah, yang disiapkan oleh DPR tentu sudah hasil kajian tentu matang. Hanya saja masalahnya ini prespektifnya berbeda,” tutur Jimly di sela-sela diskusi pembahasan RUU Persaingan Usaha yang digelar KPPU, Senin (4/9/2017).

Jimly mengusulkan dalam membahas amendemen UU No. 5/1999 ini, sebaiknya pemerintah jangan hanya melihat dari kepentingan regulator untuk memperkuat otoritas.

Lahirnya Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, sebagai amanat reformasi, juga sebagai pertimbangan jangan sampai politik dan ekonomi berkolaborasi tanpa kontrol.

“Maka kehadiran Komisi sangat serius dan penting sekali. Maka sepanjang menyangkut kedudukan independennya harus dijaga,” ujarnya.

Dia menambahkan jika pemerintah ingin mengatur soal organisasi, dan kepentingan internal, mungkin dilakukan. Akan tetapi, jika menyangkut tupoksinya, maka wajib tetap dijaga agar lembaga ini independen.

Termasuk persoalan nama, Jimly menyarankan tidak ada penggantian, karena dapat berimplikasi negatif. “Nanti ada yang menganggap KPPU dibubarkan. Kalau perbaikan dari sistem keorganisasian silahkan, tetapi dari segi kewenangan silahkan diperkuat,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper