Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Tutup Stasiun Radio Palestina

Pasukan Israel menutup satu stasiun radio Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan, yang diduduki Israel, dan menangkap satu grup band pernikahan terkenal dengan tuduhan menyebar hasutan terorisme.
Ilustras-Aksi protes di Israel/Reuters
Ilustras-Aksi protes di Israel/Reuters

Bisnis.com, JERUSALEM, Palestina -  Pasukan Israel menutup satu stasiun radio Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan, yang diduduki Israel, dan menangkap satu grup band pernikahan terkenal dengan tuduhan "menyebar hasutan terorisme".

Satu pernyataan militer mengatakan tentara menyerbu stasiun radio Al-Huriya (Kebebasan) di Kota Al-Khalil, Tepi Barat, setelah stasiun radio tersebut dituduh menyiarkan lagi yang menyuarakan serangan pisau mematikan yang dilakukan satu orang Palestina di Permukiman Yahudi Halamish pada Juli.

Lagu tradisional bergaya Badui tersebut ditampilkan selama satu pesta perkawinan, dengan lirik yang diimprovisasi dengan kata-kata "mereka mengatakan tentara (Israel) memiliki semua kekuatan, (tapi) ia membakar Halamish, kalian segerombol pemukim ... kami cuma mau hidup".

Penyanyi lagu itu, Mouhamad Barghouthi, dan beberapa anggota bandnya ditangkap dan ditahan.

"Stasiun radio tersebut menyiarkan isi hasutan yang mendorong perbuatan teror dengan dasar rutin," kata pernyataan militer, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis sore.

Stasiun televisi berita Israel, Channel 10, dengan mengutip Direktur Stasiun Radio itu Ayman Kawasmeh, melaporkan itu bukan pertama kali Israel telah menutup stasiun radio tersebut. Tapi sekali ini, itu dilakukan secara barbar.

Israel menuduh Pemerintah Otonomi Nasional Palestina menghasut teror terhadap orang Israel, sehigga mengakibatkan gelombang serangan mematikan yang dimulai pada pertengahan September 2015 dan telah menewaskan sedikitnya 293 orang Palestina, 48 pemukim Yahudi, dua warga negara AS, seorang wisatawan Inggris, dan dua pencari suaka Afrika.

Rakyat Palestina mengatakan itu adalah akibat dari 50 tahun pendudukan Israel atas Tepi Barat dan Jalur Gaza, tempat tinggal lebih dari lima juta orang Palestina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/XINHUA-OANA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper