Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China : AS Sabot Sistem Perdagangan Internasional

China menegaskan penentangan atas penyelidikan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap praktik kekayaan intelektualnya.
Ilustrasi: Pejalan kaki melintas di depan China National Convention Center, tempat diselenggarakannya Belt and Road Forum atau KTT Jalur Sutra, di Beijing, China, Jumat (12/5)./Reuters-Thomas Peter
Ilustrasi: Pejalan kaki melintas di depan China National Convention Center, tempat diselenggarakannya Belt and Road Forum atau KTT Jalur Sutra, di Beijing, China, Jumat (12/5)./Reuters-Thomas Peter

Kabar24.com, JAKARTA – China menegaskan penentangan atas penyelidikan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap praktik kekayaan intelektualnya.

Pemerintah China, melalui juru bicara Kementerian Perdagangan, Gao Feng, juga menuding pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah menyabot sistem perdagangan internasional. Dalam hal ini, China berkomitmen untuk mempertahankan kepentingannya jika perlu.

“Investigasi AS di China yang dilakukan berdasarkan hukum domestik menyabot sistem perdagangan internasional yang ada serta mengabaikan semua pihak yang telah berupaya untuk memajukan hubungan ekonomi bilateral,” kata Gao dalam sebuah briefing, dikutip dari Bloomberg, Kamis (24/8/2017).

“China sangat terganggu dengan tindakan unilateral dan proteksionis,” tambah Gao.

Pernyataan tersebut terkesan lebih tajam daripada pernyataan yang dikeluarkan pihak Kementerian sebelumnya pascapengumuman penyelidikan oleh Perwakilan Perdagangan AS (US Trade Representative/USTR) Robert Lighthizer pada Jumat.

AS menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki praktik China mengenai kekayaan intelektual, transfer teknologi, dan inovasi. Penyelidikan ini dilakukan untuk menentukan apakah praktik yang dilakukan China tidak bisa diterima, diskriminatif, atau membatasi perdagangan AS.

Sebuah komisi kekayaan intelektual AS sebelumnya memperkirakan bahwa biaya tahunan untuk ekonomi AS dari barang-barang palsu, perangkat lunak bajakan, dan pencurian rahasia dagang bisa mencapai US$600 miliar. China disebut sebagai pelanggar hak kekayaan intelektual utama di dunia.

Awal bulan ini, Trump pun meminta Lighthizer untuk mengkaji investigasi kebijakan kekayaan intelektual China, terutama praktik yang memaksa perusahaan AS yang beroperasi di negara tersebut untuk mentransfer pengetahuan teknologi.

Apabila China ditemukan melanggar aturan mengenai kekayaan intelektual AS, pemerintah AS memiliki sejumlah opsi, termasuk memberlakukan tarif impor. Meski demikian, untuk membuktikan dugaaan tersebut, penyelidikan ini bisa menghabiskan waktu sekitar setahun .

Pada kesempatan yang sama, Gao menyatakan bahwa kedua negara memiliki lebih banyak kepentingan bersama daripada perselisihan. Maka dari itu, kerja sama menjadi cara terbaik untuk mengatasi perbedaan apapun.

“China berharap dapat bekerja sama dengan AS untuk mengkonsolidasikan pencapaian dari perundingan sebelumnya serta untuk mencapai hasil positif lebih lanjut,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper