Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaringan Ritel Coco Group Siap Melantai di Bursa

Perusahaan pemilik jaringan ritel asal Bali Coco Group bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia dengan melepas kepemilikan saham salah satu lini bisnis ritelnya sebesar 30%.
IPO
IPO

Bisnis.com, DENPASAR--Perusahaan pemilik jaringan ritel asal Bali  Coco Group‎ bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia dengan melepas kepemilikan saham salah satu lini bisnis ritelnya sebesar 30%.

Managing‎ Director Coco Group Wayan Sudira menyatakan keputusan menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) tersebut dilakukan untuk memperkuat pendanaan bagi perusahaan.

"Selama ini ekspansi kami mengandalkan pembiayaan dari perbankan, dan dikenakan bunga. Sementara, jika melalui IPO maka perusahaan bisa mendapatkan dana dan membayarnya dengan pembagian deviden," paparnya ‎Jumat (18/8/2017).

Sudira memaparkan lini usaha yang akan dilepas adalah Coco Mart, yakni jaringan gerai ritel yang saat ini memiliki 94 gerai di Bali dan Lombok dan menaungi 1.600 karyawan. Coco Group selain memiliki lini usaha‎ ritel, juga memiliki lini bisnis lain seperti hotel.

Sudira mengungkapkan sudah menunjuk dua perusahaan sekuritas nasional untuk menangani‎ persiapan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Manajemen menargetkan IPO tersebut bisa segera terealisasi meskipun belum dijelaskan target akan diwujudkan kapan. Pasalnya, manajemen  masih menyiapkan proses administrasi berupa legalitas perusahaan seperti pengupahan, fasilitas BPJS untuk tenaga kerja, hingga susunan pengurus perusahaan.

Sudira menjelaskan, dana dari IPO ini akan digunakan untuk memperkuat sumber pendanaan bagi rencana ekspansi usaha. Rencananya perusahaan akan membuka cabang baru untuk Coco Mart, Coco Supermarket, maupun Coco Express. Dengan IPO ini pula, pihaknya optimistis akan semakin kuat bersaing di bisnis retail karena masih menjanjikan untuk bisnis ritel.

“Pasar ritel Bali tetap tumbuh dan kami masih pede,” katanya.

Sebelumnya, owner Coco Group I Nengah Natyanta kepada Bisnis menyatakan bahwa langkah melepas saham ke bursa itu sudah dipertimbangkan dengan matang. Natya menyatakan keputusan berani itu diambil karena melihat besarnya potensi bisnis ritel di Pulau Dewata sehingga membutuhkan sumber pendanaan yang kuat dengan suku bunga terjangkau.

Dia menuturkan dengan bergabung di BEI, maka perusahaan tidak hanya mendapatkan dana tetapi akan mendorong lebih transparan serta menerapkan good corporate goverment (GCG) serta lebih hati-hati pengelolaanya karena diawasi publik.‎ Natya mengharapkan proses IPO dapat berjalan lancar dan Coco Group akan semakin dikenal merek serta kinerjanya.

Coco Group awalnya bernama PT Bali Pawiwahan yang telah dirintis sejak 1998 oleh pengusaha lokal Bali. Perusahan diawali dari sebuah toko kecil yang berlokasi di Bali Galeria Nusa Dua, sekarang disebut Bali Collection. Pada 2000, perusahaan ini mulai membuka beberapa cabang di Bandara Ngurah Rai International dan Domestic, seperti BPW1, Bina Pura, BPW 3 dan toko lainnya.

Pada 25 Maret 2006 perusahaan mengembangkan usahanya lagi, dengan mencoba pangsa pasar lokal dengan merek Coco Mart. Pada tahun yang sama tepatnya tanggal 20 November 2006 perusahaan juga membuka Coco Supermarket di area Bali Collection.

Langkah Coco Group merancang IPO didukung oleh Kepala BEI Perwakilan Denpasar I Gusti Agus Andiyasa. Diakuinya bahwa pihaknya sudah sempat bertemu dengan owner perusahaan untuk memberikan informasi mengenai tahapan-tahapan menjadi perusahaan go publik.

Dia menyatakan keputusan tersebut tepat dan dapat mendorong sejumlah perusahaan lokal ikut menekuni jejaknya melantai di bursa.‎ Saat ini, jumlah usaha lokal yang sudah menjadi perusahaan go publik masih sangat terbatas sedangkan di sisi lain peluangnya cukup besar terlihat dari meningkatnya jumlah investor lokal di pasar modal.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa BEI terus mensosialisasikan kepada sejumlah perusahaan lokal di Pulau Dewata untuk menjadi perusahaan go publik. Dengan begitu, kualitas perusahaan dapat meningkat seiring statusnya yang diawasi oleh masyarakat banyak.

"Kami sudah sempat diskusi dengan sejumlah perusahaan lokal, dan ada beberapa yang menyatakan ketertarikannya meskipun masih sangat awal," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper