Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerilyawan Ubah 2 Mobil Jadi Bom

Tersangka gerilyawan menyerang penyalur mobil di Thailand selatan dan mengubah dua mobil menjadi bom, kata kepolisian pada Kamis (17/8/2017) , dengan menambahkan bahwa angkatan baru pemberontak bergerak di daerah bergolak itu.
Ilustrasi - Bom mobil./Antara
Ilustrasi - Bom mobil./Antara

Kabar24.com, BANGKOK - Tersangka gerilyawan menyerang penyalur mobil di Thailand selatan dan mengubah dua mobil menjadi bom, kata kepolisian pada Kamis (17/8/2017) , dengan menambahkan bahwa "angkatan baru" pemberontak bergerak di daerah bergolak itu.

Sekelompok orang menyerang penyalur di Provinsi Songkhla di dekat perbatasan dengan Malaysia, Rabu (16/8/2017) dan pergi dengan mobil, yang meledak di jalan pedesaan di provinsi tetangganya, Pattani, yang memicu baku tembak, kata polisi.

Bom mobil kedua meledak pada Kamis (17/8/2017), merusak bangunan. Seorang pegawai penyalur mobil, yang disandera, ditembak mati oleh tersangka itu, kata polisi. Salah satu tersangka juga terbunuh.

Kekerasan pemberontakan puluhan tahun di provinsi selatan, yang berpenduduk sebagian Suku Melayu di negara dengan warga sebagian besar Suku Siam, menewaskan lebih dari 6.600 orang sejak meningkat pada 2004.

Pemberontakan yang telah berlangsung puluhan tahun di provinsi selatan, yang sebagian besar berpenduduk Muslim, di Thailand --negara yang mayoritas penduduknya merupakan penganut agama Buddha-- telah menewaskan lebih dari 6.600 orang sejak meningkat pada 2004.

"Kami tahu nama kelompok yang bertanggung jawab untuk kejadian ini. Itu angkatan muda dan jenis kelompok baru," kata Letnan Jenderal Polisi Sakorn Thongmanee, kepala kepolisian provinsi wilayah 9, kepada Reuters.

Tiga provinsi Thailand paling selatan -Pattani, Yala dan Narathiwat- adalah bagian dari kesultanan Melayu merdeka sebelum dicaplok Thailand pada 1909.

Pemberontak dari suku kecil Melayu Thailand menginginkan kemerdekaan di selatan. Kelompok itu jarang menanggapi serangan. Pengamat dan kelompok pemantau daerah selatan itu mengatakan melihat tanda kegelisahan di kalangan angkatan muda pemberontak.

"Itu mungkin perubahan siasat, karena pada masa lalu, negara menekan habis pemberontak," kata Srisompop Jitpiromsri dari Deep South Watch, badan pemantau kekerasan itu, kepada Reuters.

Pembicaraan pemerintah dengan segelintir kelompok bayangan gerilyawan dimulai pada 2013, tapi hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper