Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihantam Krisis Ekonomi, PM Kongo Mundur

Perdana Menteri Republik Kongo Clement Mouamba dan kabinetnya resmi mengundurkan diri dari pemerintahan setelah makin bergejolaknya stabilitas ekonomi di negara itu.
PM Kongo Clement Mouamba/www.tribuneonlineng.com
PM Kongo Clement Mouamba/www.tribuneonlineng.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri Republik Kongo Clement Mouamba dan kabinetnya resmi mengundurkan diri dari pemerintahan setelah makin bergejolaknya stabilitas ekonomi di negara itu.

Dikutip dari Reuters, Kamis (17/8/2017), pengunduran diri Clement terjadi setelah Presiden Kongo Denis Sassou Nguesso menyatakan keinginannya menyusun pemerintahan baru yang dapat mengatasi kesengsaraan ekonomi yang mendera negara itu.

Ekonomi Kongo terjungkal sejak pelemahan harga minyak dunia pada 2014, yang telah mengurangi pendapatan ekspor negara itu serta memicu peningkatan utang publik.

Bahkan, kemampuan negara tersebut untuk memenuhi pembayaran bunga Eurobond sebesar US$ 363 juta juga dipertanyakan.

Adapun, belum dapat dipastikan perihal pergantian kabinet dalam waktu dekat.

Sumber Reuters di Bagian Anggaran menyebutkan pemerintah Kongo tidak sepenuhnya mengungkapkan hutang negara kepada IMF pada bulan Maret lalu, yang kini nilainya lebih tinggi daripada yang dilaporkan.

Adapun, Kongo terlibat perselisihan dengan lembaga pemeringkat yang menyatakan negara tersebut mengalami gagal bayar pembayaran kupon terbaru Eurobond senilai US$ 363 juta. Namun, Kongo membantahnya dalam keadaan default.

"Situasi di negara ini sedang meresahkan, saya perlu bersandar pada pemerintah yang efektif dan dimobilisasi sepenuhnya untuk menerapkan reformasi yang berani dan kebijakan yang tepat untuk menghidupkan kembali ekonomi nasional," kata Presiden Nguesso belum lama ini.

Kongo ingin meningkatkan produksi minyak dari penemuan ladang baru yang akan mulai diproduksi dalam beberapa tahun ke depan.

Para ahli berpendapat bahwa Nguesso juga harus membersihkan praktek korupsi yang dalam di negara tersebut jika pendapatan yang lebih tinggi memiliki dampak positif.

"Percayalah, kita tidak dalam bencana yang tidak dapat diperbaiki, tidak ada kebangkrutan, krisis akan diatasi," kata Nguesso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper