Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Spekulasi Soal Suku Bunga The Fed Terjaga Hingga September

Para anggota dewan gubernur Bank Sentral AS (The Fed) kembali gagal menyatukan pendapatnya mengenai perkiraan laju inflasi dan kenaikan suku bunga nasionalnya. Hal ini membuat spekulasi di pasar tetap terjaga hingga pertemuan selanjutnya pada September.
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA—Para anggota dewan gubernur Bank Sentral AS (The Fed) kembali gagal menyatukan pendapatnya mengenai perkiraan laju inflasi dan kenaikan suku bunga nasionalnya. Hal ini membuat spekulasi di pasar tetap terjaga hingga pertemuan selanjutnya pada September.

Perbedaan pendapat itu terekam dalam notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Juli lalu, yang dirilis pada Rabu (16/8) waktu setempat. Dalam rapat tersebut, muncul dua kubu yang memiliki pemikiran dan pandangan yang saling bertolak belakang terkait kebijakan moneter The Fed

Di salah satu sisi, sejumlah pejabat menyatakan bahwa suku bunga diharapkan segera dinaikkan demi mengantisipasi risiko finansial yang ada. Sementara itu, di bagian lain terdapat para pejabat yang menyoroti laju inflasi yang masih rendah sehingga  membuat suku bunga harus ditahan untuk sementara waktu.

“Kam percaya inflasi akan melaju bertahap mencapai target. Namun The Fed harus bersabar dalam kondisi saat ini di mana laju inflasi cenderung menurun,” ujar salah satu kubu yang berniat menahan suku bunga, seperti dikutip dari Reuters Kamis (17/8/2017).

Seperti diketahui, inflasi AS hanya tumbuh 0,1% pada Juli 2017. Capaian itu lebih rendah dari ekspektasi pasar yang berharap inflasi bulan lalu tumbuh 0,2%. Hal itu membuat laju inflasi secara year on year (yoy) pada Juli hanya tumbuh menjadi 1,7% dari 1,6% pada Juni. Capaian itu masih jauh dari target 2% yang ditentukan oleh The Fed.

Sementara itu, kubu lain menyatakan bahwa mereka khawatir, kebijakan moneter yang masih longgar yang dibarengi oleh pasar tenaga kerja yang makin mengetat akan menimbulkan risiko negatif di sektor finansial AS.

“Penundaan dalam pengetatan moneter akan menimbulkan risiko yang cukup besar,” kata kubu lain

Terpisah, salah satu pembuat kebijakan The Fed, yakni Loretta Mester mengatakan, terdapat peluang bahwa suku bunga akan kembali di tahan dalam waktu dekat. Pasalnya, The Fed masih terus berusaha mencari dasar yang kuat selain dari sisi inflasi untuk mengerek kembali suku bunganya.

Namun, Presiden The Fed untuk Cleveland ini meyakini bahwa suku bunga AS bakal tetap dikerek setidaknya satu kali pada tahun ini dan tiga kali pada tahun depan.  Perkiraan tersebut didasarkannya pada kondisi ekonomi global yang terus membaik, kendari ketidakpastian di dalam negeri masih tinggi akaibat belum jelasya kebijakan fiskal Presiden Donald Trump.

“Namun kami [The Fed] harus tetap berhati-hati terhadap data ekonomi yang baru yang cenderung tak terduga,” katanya, saperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/8/2017).

Meskipun tebelah dalam topik pembahasan mengenai keniakan suku bunga dan perkiraan laju inflasi. Para pejabat The Fed justru satu suara terkait pemangkasan neraca keuangannya yang mencapai US$4,5 triiliun.

Dalam hal ini para anggota FOMC sepakat bahwa pemangkasan neraca keuangan harus segera dimulai. Notulensi tersebut menunjukkan bahwa para anggota telah siap mengumumkan tanggal dimulainya program penyusutan neraca keuangan.

“Beberapa pejabat telah siap untuk mengumumkan tanggal dimulainya program pemangkasan neraca keuangan. Namun, mereka cenderung lebih suka untuk mengumumkan keputusan tersebut pada September,” tulis notulensi tersebt.

Meskipun demikian, notulensi tersebut tidak mencantumkan perkiraan lanjutan mengenai kapan pemangkasan neraca keuangan akan dilakukan. Sejmlah ekonom meyakini, bahwa kebijakan itu akan dimulai pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper