Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Zulkifli Hasan: Kembali Pada Empat Tujuan Bangsa

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa di tahun ke-19 era reformasi saat ini, seluruh elemen bangsa perlu kembali merefleksikan empat tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) menghadiri pembukaan Sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) menghadiri pembukaan Sidang Tahunan MPR Tahun 2017 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Kabar24.com, JAKARTA—Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa di tahun ke-19 era reformasi saat ini, seluruh elemen bangsa perlu kembali merefleksikan empat tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Empat tujuan tersebut yakni, pertama, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kedua, memajukan kesejahteraan umum. Ketiga, mencerdaskan kehidupan bangsa. Keempat, ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Zulkifli mengatakan, di tahun ke-72 kemerdekaan Indonesia ini, seluruh bangsa sedang menghadapi tantangan yang tak mudah. Demokrasi dan kebebasan telah memberi peluang kepada siapa saja untuk melaju dan bahkan melakukan akselerasi diri atau kelompok.

Di satu pihak, ada orang-orang yang frustrasi atas ketertinggalannya. Mereka lalu mencari pegangan sendiri karena mengganggap apa yang disepakati bersama tak memberi perlindungan dan tak memberi jaminan bagi dirinya untuk bisa maju bersama.

Di pihak lain, ada orang-orang yang sudah melampaui kesejahteraan umum dan mencapai apa yang dimaksud dengan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Zulkifli mengajak seluruh elemen pemimpin bangsa untuk melihat semua tantangan yang ada dengan jernih dan terbuka.

“Kembalikan semuanya kepada empat cita-cita seperti yang telah dirumuskan para pendiri bangsa dan negara ini. Kita tidak boleh membiarkan Indonesia ini robek dan koyak,” kata Zulkifli dalam pidato Sidang Paripurna MPR RI, Rabu (16/8/2017).

“Kita tidak boleh membiarkan Pancasila dan UUD 1945 dicampakkan atau hanya menjadi simbol. Pancasila dan UUD 1945 adalah kesepakatan bersama dan rujukan bersama dalam bernegara dan dalam berindonesia. Itu tidak bisa ditawar-tawar dan menjadi harga mati,” lanjutnya.

Zulkifli mengatakan, ideologi, falsafah dan dasar negara telah final. Hal tersebut berakar dari sejarah bangsa bahkan sebelum zaman kolonial. Era kolonial lantas mencabik-cabik warisan tersebut, tetapi selepas era kolonial warisan budaya itu telah dirumuskan ulang oleh para pendiri bangsa.

Penetapan UUD 1945 dan Pancasila oleh para pendiri bangsa sudah final dan tidak pernah lagi diutak-atik. Memang ada amandemen terhadap konstitusi, tetapi ideologi Pancasila tidak pernah disentuh.

“Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti membubarkan negara,” katanya.

Zulkifli mengatakan, para Bapak Bangsa sudah memberi keteladanan bahwa perbedaan pendapat tidak lantas membuat hubungan pribadi merenggang. Hal yang terjadi saat ini justru mencederai warisan tersebut.

“Karena itu, jika ada pihak-pihak yang melakukan klaim-klaim sebagai yang Pancasilais dan menuduh yang lain tidak Pancasilais, maka yang bersangkutan harus belajar lagi tentang sejarah Pancasila. Mari kita berlaku bijak, dewasa, dan satria,” kata Zulkifli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper