Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Usik Aturan Kekayaan Intelektual China. Beijing Siap Melawan

Perintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyelidiki aturan kekayaan intelektual China Perintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyelidiki aturan kekayaan intelektual China telah memicu respon tegas dari Beijing. memicu respon tegas dari Beijing.
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Perintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menyelidiki aturan kekayaan intelektual China telah memicu respon tegas dari Beijing.

Kementerian Perdagangan China mengungkapkan keprihatinan serius atas hal tersebut serta menyatakan bahwa pihaknya akan menggunakan semua tindakan yang tepat untuk mempertahankan hak-haknya. Semua opsi disiapkan jika AS mengabaikan peraturan multilateral serta merugikan hubungan perdagangan bilateral.

“AS harus menghargai hubungan dagang dan hubungan baik saat ini dengan China. Tindakan proteksionis apa pun tentu akan merusak hubungan ekonomi bilateral serta melukai kepentingan bisnis perusahaan di kedua negara,” jelas pihak kementerian dalam pernyataannya, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (15/8/2017).

Perintah Trump yang ditandatangani Senin (14/8) itu menambah daftar gesekan perdagangan dua kekuaran ekonomi terbesar dunia tersebut di saat mereka harus bekerja sama menahan ambisi nuklir Korea Utara.

Awal tahun ini, sebuah komisi kekayaan intelektual AS memperkirakan bahwa biaya tahunan untuk ekonomi AS dari barang-barang palsu, perangkat lunak bajakan, dan pencurian rahasia dagang bisa mencapai US$600 miliar. China disebut sebagai pelanggar hak kekayaan intelektual utama di dunia.

Hal ini mengarahkan Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer untuk mengkaji investigasi kebijakan kekayaan intelektual China, terutama praktik yang memaksa perusahaan AS yang beroperasi di negara tersebut mentransfer pengetahuan teknologi.

“Kajian tersebut akan menjadi salah satu prioritas utama USTR dan jika diperlukan akan bertindak untuk mempertahankan masa depan industri AS. Kebijakan industri China dan praktik lainnya dilaporkan telah memaksa pengalihan teknologi AS ke perusahaan-perusahaan China,” ujar Lighthizer.

Apabila China ditemukan melanggar aturan mengenai kekayaan intelektual AS, pemerintah AS memiliki sejumlah opsi, termasuk memberlakukan tarif impor. Meski demikian, penyelidikan ini dapat membutuhkan waktu sekitar setahun untuk membuktikan dugaaan tersebut.

“Adalah tugas dan tanggung jawab saya untuk melindungi teknologi dan industri pekerja Amerika dari tindakan yang tidak adil,” kata Trump di Gedung Putih.

“Kami akan menghadapi negara mana pun yang secara tidak sah memaksa perusahaan-perusahaan Amerika untuk mentransfer teknologi berharga mereka sebagai ketentuan akses pasar. Kami akan memerangi pemalsuan dan pembajakan yang menghancurkan lapangan pekerjaan Amerika,” tegas Trump.

Media pemerintah China pada Senin mengkritik rencana Trump dalam hal investigasi kekayaan intelektual ini. Tindakan ini disebut akan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.

“Terlalu dini untuk mengatakan apakah hal ini akan berdampak buruk dalam jangka panjang pada hubungan dagang China-AS. Kedua negara mendapat manfaat dari hubungan perdagangan yang positif, dan perang dagang apa pun akan berdampak negatif bagi kedua negara serta terhadap konsumen dan produsen AS,” ujar Jacob Parker, Vice President US-China Business Council di Beijing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper