Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Arifin, Petambak Garam yang Bisa Produksi Meski Musim Hujan

Pemerintah mendorong para petambak garam untuk mengimplementasikan teknologi untuk memproduksi garam, sehingga para petambak garam tidak lagi bergantung pada cuaca saat memproduksi.
Petani memanen garam di Desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7)./ANTARA-Dedhez Anggara
Petani memanen garam di Desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7)./ANTARA-Dedhez Anggara

Bisnis.com, LAMONGAN – Pemerintah mendorong para petambak garam untuk mengimplementasikan teknologi untuk memproduksi garam, sehingga para petambak garam tidak lagi bergantung pada cuaca saat memproduksi.

Pada umumnya, petambak garam hanya dapat memproduksi pada saat cuaca panas dengan sinar matahari maksimal. Pada saat hujan, petambak harus pasrah karena mereka tidak maksimal menjemur dan memanen. Hal tersebut membuat produksi garam tidak stabil sepanjang tahun.

Arifin Jami’an merupakan salah satu petambak garam di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dibandingkan teman-temannya, dia belum lama berkecimpung menjadi petambak garam. Tahun ini merupakan tahun keenam dia memproduksi komoditas tersebut.

Arifin mengisahkan sejak awal menjadi petambak garam, dia aktif mencari informasi untuk mencapatkan cara terbaik memproduksi garam, dengan produktivitas yang lebih tinggi. Menurutnya, di lingkungan petambak garam, kebanyakan masih menggunakan cara-cara manual sehingga produktivitasnya rendah.

“Karena biasanya petambak garam itu sudah berumur tua [sehingga sulit adaptasi teknologi]. Tapi kalau kita menggunakan teknologi, banyak yang bisa dihemat. Saya sudah mencoba sistem prisma sejak 2014 dan bisa menghasilkan 400 ton garam per ha per tahun, petambak lain hanya dapat 80 ton,” jelas Arifin di Lamongan, Sabtu (13/8).

Arifin menyampaikan dengan membangun prisma, panas yang diserap untuk menjemur garam akan lebih maksimal dan lantai jemur pun tahan angin. Investasi awal sebesar Rp5 juta untuk prisma sebesar 7x7 meter pun tidak sebanding dengan manfaat yang akan diperoleh petambak garam dari hasil produksi yang kualitasnya maksimal dan volumenya banyak.

Teknologi prisma untuk memproduksi garam sebenarnya bukan hal baru. Sampai saat ini, banyak pengembangan ilmu dalam metode tersebut. Pengembangan-pengembangan tersebut baik dari jenis plastik geomembran yang digunakan, jenis rangka prisma, hingga warna lapisan tudung prisma.

Menurut Arifin, meski berinvestasi lebih banyak di depan untuk membangun lantai garam yang ditutup bangunan berbentuk prisma, petambak garam akan dapat memperoleh BEP (break even point) dalam waktu singkat yaitu tidak sampai satu tahun, dengan asumsi harga garam sebesar Rp500—Rp600 per kg.

Investasi tersebut digunakan terutama untuk memperbarui lantai jemur, membeli plastik geomembran, dan membuat rangka. Saat ini, kebanyakan petambak garam menjemur dengan menggunakan terpal.

Peneliti Pusat Studi Pesisir dan Ilmu Kelautan yang juga merupakan Wakil Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Dr Guntur menyampaikan penggunaan terpal justru membutuhkan biaya lebih banyak karena hanya bisa dimanfaakan dalam waktu dua tahun.

“Setiap dua tahun sekali, harus diganti. Kalau dengan plastik geomembran, bisa tahan sampai 10 tahun. apalagi, kalau menggunakan terpal, zat berbahaya pada terpal juga ikut menguap dan bercampur pada garamnya,” terang Guntur.

Dengan sistem prisma, Guntur menyebut petambak tetap dapat berproduksi meski hujan. Selain itu, meski hujan, proses evaporasi air laut tetap berlangsung meski lebih lambat dibandingkan dengan sinar matahari maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper