Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diplomatnya Diusir, Trump Malah Berterima Kasih Pada Putin

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengucapkan terima kasih kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin setelah yang bersangkutan memerintahkan pengusiran 755 staf diplomat AS.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump di KTT G20, Hamburg Jerman belum lama ini/Istimewa
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump di KTT G20, Hamburg Jerman belum lama ini/Istimewa

Bisnis.com,JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengucapkan terima kasih kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin setelah yang bersangkutan memerintahkan pengusiran 755 staf diplomat AS.

Kepada para wartawan di klub golf miliknya di Bedminster, Negara Bagian New Jersey, Trump mengaku ingin berterima kasih kepada Putin karena telah menghemat anggaran AS.

"Saya ingin berterima kasih kepadanya karena kami berupaya memangkas anggaran pengeluaran untuk gaji dan saya sangat bersyukur dia mengusir banyak orang," kata Trump sebagaimana dikutip BBC.com, Jumat (11/8/2017).

Pada akhir Juli lalu, Putin memerintahkan pengusiran 755 staf diplomat Amerika Serikat setelah Washington menerapkan rangkaian sanksi terhadap Moskow.

Putin menegaskan ke-755 orang itu harus sudah angkat kaki dari Rusia pada 1 September mendatang. Dengan demikian, total staf diplomat AS di Rusia bakal berjumlah 455 orang, sama dengan jumlah staf Rusia di AS.

Pengusiran 755 staf diplomat AS dari Rusia boleh jadi pengusiran dalam jumlah terbesar dari suatu negara dalam sejarah modern.

Sesaat setelah Putin mengumumkan keputusannya, pemerintah AS menilai tindakan Rusia "disayangkan dan aksi yang tidak perlu".

Kini, seiring dengan munculnya ucapan Trump bahwa dia ingin berterima kasih kepada Putin, sorotan kembali tertuju pada hubungan antara Trump dan Rusia.

Beberapa penyelidikan tengah berlangsung di AS guna mencari kemungkinan tentang adanya persekongkolan Trump dan Rusia dalam masa kampanye pemilihan presiden 2016.

Bahkan, putranya, Donald Trump Jr, disebut-sebut bertemu dengan seorang pengacara Rusia bernama Natalia Veselnitskaya saat masa kampanye. Trump Jr dituding menemui pengacara itu lantaran yakin dia memiliki informasi yang akan mencederai rival ayahnya, Hillary Clinton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper