Kabar24.com, MAKASSAR - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mencanangkan program riset dalam rangka mempercepat hilirisasi dan komersialisasi untuk memenuhi kebutuhan industri.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan fokus riset ke depan akan dibagi dalam dua prioritas yaitu prioritas riset nasional (pangan, energi dan air) dan prioritas riset bidang fokus (teknologi pangan, teknologi informasi dan komunikasi, teknologi energi, teknologi kesehatan dan obat, teknologi transportasi, teknologi hankam dan material maju).
"Pemerintah akan terus mendorong kontribusi riset sektor swasta dengan berbagai stimulan dan insentif," kata Nasir dalam puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Makassar, Kamis (10/8/2017).
Dikatakan, anggaran riset Indonesia hanya berkisar 0,09% dari produk domestik bruto (PDB). Anggaran riset tersebut masih didominasi pemerintah (81,1%), swasta (14,3%) dan perguruan tinggi (4,6%).
Berdasarkan data IMD, jumlah pengeluaran di bidang litbang dalam negeri sebesar US$76 juta, paling kecil di antara negara tetangga, seperti Singapura (US$3 miliar), Malaysia (US$994 juta) dan Thailand (US$504 juta).
Hingga saat ini, pihaknya terus berupaya menginisiasi dan menelurkan kebijakan yang menjadi bagian peta jalan pengembangan iptek dan penguatan inovasi nasional, antara lain meningkatkan tenaga terdidik, terampil dan berpendidikan tinggi, meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang, meningkatkan sumber daya litbang dan mutu pendidikan tinggi, meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan, serta meingkatkan inovasi bangsa.
Baca Juga
"Kebijakan tersebut diperkuat dengan terobosan besar yang mengubah mindset penelitian dalam sistem keuangan negara, khususnya penelitian di perguruan tinggi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel