Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Tak Yakin Pajak Korporasi AS Dipangkas Jadi 15%

Sejumlah pengamat pajak, analis keuangan, dan bisnis AS merasa tak yakin bila Presiden AS Donald Trump mampu menurunkan tarif pajak korporasi hingga 15%.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah pengamat pajak, analis keuangan, dan bisnis AS merasa tak yakin bila Presiden AS Donald Trump mampu menurunkan tarif pajak korporasi hingga 15%.

Dalam survei yang dilakukan oleh Deloitte Tax LLP terhadap 3.100 profesional di bidang pajak, keuangan dan bisnis AS, hanya 5,3% responden yang meyakini tarif pajak korporasi yang baru akan dipangkas menjadi 15%.

Seperti diketahui, Trump dalam sejumlah kampanyenya menjanjikan tarif pajak perusahaan AS akan dipangkas menjadi 15%. Kebijakan itu dilakukan agar perusahaan yang selama ini menanamkand ananya di luar negeri, mau menarik kembali dananya ke AS. Di sisi lain, tarif pajak itu dianggap menjadi daya tarik tersendiri bagi korporasi asing untuk berinvestasi di Negeri Paman Sam.

“Mayoritas responden tak yakin tarif pajak baru mencapai 15%. Sebagian besar, yakni 40% responden lebih yakin jika tarif pajak baru akan dipangkas dari level 35% saat ini menjadi 25% nantinya,” tulis Deloitte dalam laporannya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/8/2017).

Para responden menyebutkan, tarif pajak 25% akan menjadi jalan tengah bagi Trump dan Partai Republik,  dalam mewujudkan janji kampanyenya tahun lalu. Pasalnya, anggaran AS dinilai tidak akan kuat menopang penurunan dari sisi penerimaan pajak yang drastis, akibat dipangkasnya tarif pajak tersebut.

Masih dalam survei yang sama, 74% responden sama sekali tidak yakin bahwa undang-undang perpajakan yang komprehensif dapat diterbitkan sekaligus dilaksanakan pada tahun ini. Alotnya perundingan di Kongres AS antara kubu Partai Republik dan Partai Demokrat menjadi alasannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper