Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garam Langka, Pemkot Surabaya Berdayakan Koperasi

Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan akan memberdayakan para pelaku koperasi yang bakal mengemas langsung produk garam di sentra produksi garam.
Pekerja menyelesaikan pembuatan garam/Antara-Adeng Bustomi
Pekerja menyelesaikan pembuatan garam/Antara-Adeng Bustomi

Kabar24.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan akan memberdayakan para pelaku koperasi yang bakal mengemas langsung produk garam di sentra produksi garam.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkot Surabaya Joestamadji mengatakan rencana tersebut sebagai langka antisipasi pemerintah untuk menghadapi kondisi kelangkaan garam yang sedang terjadi.

“Nantinya kami mengajak koperasi di Surabaya untuk menjadikan gudang-gudang di Pakal yang merupakan penghasil garam sebagai tempat produksi dan pengemasan garam secara langsung,” katanya melalui siaran pers pada Jumat (28/7/2017).

Dengan demikian, lanjutnya, dari 70.000 ton garam produksi petambak garam di Surabaya nantinya tidak lagi memproduksi garam krosok, tetapu langsung menghasilkan garam konsumsi yang akan dikemas oleh pelaku koperasi.

Selain itu, kata Joestamadji, pihaknya akan berupaya meningkatkan produksi dan mempercepat proses pembuatan garam dengan menggandeng kelompok Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Kota Surabaya.

“Sebenarnya, Juli ini kita sudah melakukukan pantauan BMKG yang mengatakan kondisi cuaca memasuki bulan kemarau, tapi ternyata di luar dugaan, Surabaya diguyur hujan selama 2 hari, akibatnya petani garam gagal panen,” tambahnya.

Joestamadji mengutarakan rendahnya produksi garam di Surabaya dipengaruhi beberapa faktor seperti kualitas air laut, intensitas matahari, dan musim hujan yang panjang. Akibatnya, harga garam di pasar ikut melambung tinggi.

“Harga garam yang biasanya Rp300/kg kini menjadi Rp3.500/kg, lalu harga garam per sak yang dulunya Rp50.000 kini menjadi Rp180.000,” ungkap Joestamadji.

Adapun jumlah petani dan luas lahan garam di Surabaya pada 2016 berbagi atas tiga kecamatan masing-masing di Kecamatan Benowo dengan jumlah petani 79 orang dan luas lahan 330.87 ha, Kecamatan Pakal 41 petani dan luas lahan 267.28 ha, serta Kecamatan Asemrowo dengan empat petani dan lahan 25,5 ha.

“Semua petani garam Surabaya sudah menggunakan teknologi geoiskolator,” imbuhnya.

Terkait dengan isu garam yang dicampur tawas di beberapa daerah tidak benar, kata Joestamadji, hal tersebut tidak benar karena hasil tes dan uji lab yang dilakukan BPPOM dan Dinas Kesehatan menyatakan hasilnya negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper