Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Takut Trump, Warga AS Cari Suaka ke Kanada? Ini Data Pemerintah

Jumlah pencari suaka yang melintasi perbatasan Amerika Serikat ke Kanada meningkat pada Juli setelah jumlah tersebut menurun dua bulan lalu, menurut data pemerintah yang dirilis Jumat (21/7/2017).
Pengunjuk rasa anti-Trump di Salt Lake City, Utah, AS, 12 November 2016./Reuters-Jim Urquhart
Pengunjuk rasa anti-Trump di Salt Lake City, Utah, AS, 12 November 2016./Reuters-Jim Urquhart

Bisnis.com, TORONTO -  Jumlah pencari suaka yang melintasi perbatasan Amerika Serikat ke Kanada meningkat pada Juli setelah jumlah tersebut menurun dua bulan lalu, menurut data pemerintah yang dirilis Jumat (21/7/2017).

Terdapat 884 orang pemohon suaka yang melintasi perbatasan antara penyeberangan resmi dan dijemput oleh Royal Canadian Mounted Police bulan lalu, sehingga menambah jumlah pengungsi sebanyak 4.345 orang pada semester pertama 2017, menurut data tersebut.

Sebagian besar, 88% pencari suaka pada Juni pergi ke Provinsi Quebec, hal tersebut sangat kontras dari bulan-bulan sebelumnya dimana lebih dari 100 orang per bulan pergi ke Provinsi Manitoba.

Banyak pencari suaka yang mengatakan bahwa mereka meninggalkan AS karena takut dideportasi oleh aturan imigrasi Donald Trump.

Sebaliknya, di Kanada, para pencari suaka ditahan untuk diinterogasi, serta dilakukan pemeriksaan keamanan sebelum diizinkan untuk mengisi dokumen suaka.

Namun, waktu yang dihabiskan di AS dapat membuat mereka berada pada posisi yang kurang menguntungkan.

Masuknya orang-orang yang melintasi perbatasan merupakan sebagian dari alasan meningkatnya jumlah pemohon suaka di Kanada, dan menjadikan 2017 sebagai tahun dengan jumlah tertinggi permohonan suaka sejak 2011.

Pemerintah Kanada telah menolak seruan untuk menghentikan pencari suaka kembali ke perlintasan perbatasan darat di bawah perjanjian Safe Third Country, dimana perjanjian tersebut menjadi alasan banyak orang melintasi negara secara ilegal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper