Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PBOC Yakin Tekanan Terhadap Yuan Berkurang

Bank Sentral China (PBOC) meyakini tekanan yang membuat yuan tedepresiasi telah berkurang seiring pertumbuhan ekonomi yang kuat hingga semester I/2017 dan naiknya cadangan devisa nasional.
Yuan/Bloomberg
Yuan/Bloomberg

Bisnis.com, SHANGHAI— Bank Sentral China (PBOC) meyakini tekanan yang membuat  yuan tedepresiasi telah berkurang seiring pertumbuhan ekonomi yang kuat hingga semester I/2017 dan naiknya cadangan devisa nasional.

Anggota Komiter Kebijakan Moneter PBOC Huang Yiping mengatakan, kondisi itu menjadi sentimen positif bagi perekonomian China. Dia meyakini, arus modal keluar besar-besaran seperti pada awal tahun ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

“Keyakinan pasar terhadap renmibi (yuan) terus menguat. Sementara itu ekspektasi mengenai kebijakan devaluasi mata uang juga terus melemah,” katanya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/7/2017).

Ucapan Yiping tersebut cukup berdasar, pasalnya cadangan devisa China kembali mencatatkan kenaikan pada Juni, yakni mencapai US$3,057 trliiun, atau naik dari Mei yang mencapai US$3,54 triliun. Kenaikan itu menjadi yang kelima secara berturut-turut tahun ini.

Kenaikan cadangan devisa tersebut di antaranya disebabkan oleh penerapan kontrol ketat pada aktivitas pemindahan dana ke luar negeri oleh Beijing dan meredanya reli pada dolar AS.

China sendiri juga menunjukkan keseriusannya untuk mendukung proses internasionalisasi mata uangnya, setelah masuk dalam keranjang cadangan mata uang utama dunia Dana Moneter Internasional (IMF) pada tahun lalu.

“Kami juga mulai memberikan felksibilitas yang lebih besar pada yuan,  membiarkan mata uang kami mengambang serta mengurangi intervensi di pasar valuta asing,” lanjut Yiping.

Dia menambahkan bahwa China kini masih memiliki banyak risiko di pasar keuangan, terutama pertumbuhan utang domestik. Untuk itu, menurutnya,  PBOC berjanji akan memberantas perilaku berisiko yang dilakukan oleh perusahaan dan pemberi pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper