Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Heru Budi Kepala Sekretariat Presiden : Begini Komentar Gubernur Djarot

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku belum menentukan siapa pengganti Heru Budi Hartono sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat/Beritajakarta.com
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat/Beritajakarta.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku belum menentukan siapa pengganti Heru Budi Hartono sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI.

"Nanti. Masih ada (Heru masih menjabat), nanti diganti," kata Djarot di Balai Kota DKI, Selasa (18/7/2017).

Heru Budi Hartono harus meninggalkan jabatan sebagai Kepala BPKD DKI Jakarta setelah terpilih menjadi Kepala Sekretariat Presiden. Heru menggantikan Dharmansyah Djumala yang menjadi Duta Besar RI untuk Austria di Vienna.

Djarot mengaku menerima informasi bahwa Heru menjadi prioritas pertama dalam seleksi tersebut.

"Bagus lho dia. Prioritas nomor urut satu," katanya.

Menurut Djarot, kinerja Heru selama bekerja di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI juga melatari keberhasilan mantan Wali Kota Jakarta Utara itu.
"Karena dia pintar, rajin, cerdas, daya tahan kerjanya luar biasa," ujarnya.

Heru sendiri tak berkomentar banyak perihal hasil seleksi tersebut. Dia mengaku belum membaca berita dan minta didoakan.

"Kemarin keputusan TPA (tim penilai akhir), tapi saya belum tahu secara resmi. Ya doain saja yang baik-baik," kata Heru saat ditemui di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Selasa (18/7/2017).

Menurut Heru, masih ada proses administrasi yang perlu diurus. Selain itu, kata dia, proses pemindahan dirinya dari PNS DKI ke Sekretariat Presiden membutuhkan waktu.

"Kan mungkin perlu waktu perpindahan. NIP (nomor induk pegawai)-nya nasional, jadi NIP-nya tidak masalah," ucapnya.

Nama Heru Budi Hartono sempat mencuat pada awal 2016. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Gubernur DKI saat itu, berencana maju dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017 melalui jalur perseorangan. Karena belum mendapat kepastian dari PDI Perjuangan, partai yang menaungi Djarot, Ahok memutuskan maju bersama Heru.

Namun, rencana itu urung dilakukan meski pengumpulan KTP sudah mencapai satu juta bersama relawan Teman Ahok. Ahok pun akhirnya maju melalui jalur partai dengan dukungan PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai NasDem. Adapun Heru tetap menjadi pejabat DKI dan sempat berkata akan pensiun dini jika Ahok tak jadi gubernur.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper