Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salam Kiai yang Menolak Ide Sekolah 5 Hari Disampaikan kepada Jokowi

Said Aqil bersama sejumlah kiai datang bertemu Presiden Jokowi, Selasa (11/7/2017). Kedatangannya bertujuan menyampaikan salam dari kyai-kyai pesantren yang menolak sekolah lima hari dalam sepekan dengan alasan kebijakan itu berpotensi menggusur Madrasah Diniyah.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj (kanan)/Antara-Muhammad Adimaja
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj (kanan)/Antara-Muhammad Adimaja

Kabar24.com, JAKARTA — Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menyampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo soal penolakan delapan jam belajar dan sekolah 5 hari dalam sepekan.

Said Aqil bersama sejumlah kiai datang bertemu Presiden Jokowi, Selasa (11/7/2017). Kedatangannya bertujuan menyampaikan salam dari kiai-kiai pesantren yang menolak sekolah lima hari dalam sepekan dengan alasan kebijakan itu berpotensi menggusur Madrasah Diniyah.

Said Aqil menuturkan saat ini terdapat sekitar 76.000 madrasah milik Nahdlatul Ulama (NU). Guru-guru madrasah dibayar oleh masyarakat secara swadaya. Ll dengan honor Rp50.000 sampai Rp150.000.

"Tiap akhir tahun ajaran ada acara imtihan di mana anak-anak akan tampil baca Quran, pertunjukan, itu tiap tahun di bulan syaban.

Kalau pertimbangannya agar pembentukan karakter, karakter itu akan terbentuk di madrasah itu. Malah tanpa madrasah akan radikal," tutur Said Aqil di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (11/7/2017).

Menurutnya, Presiden Jokowi paham bahwa ulama akan marah jika kebijakan delapan jam belajar sehari dan bersekolah lima hari sepekan dilaksanakan. Dia tidak bermasalah jika full day school diterapkan dalam bentuk pilihan, bukan kewajiban. Namun, jangan sampai sekolah lima hari dalam sepekan dibakukan dalam peraturan.

"Bukan masalah NU dan Muhammadiyah. Seandainya menterinya NU pun akan saya lawan," ucap Said Aqil.

Jawaban Presiden, menurutnya, serupa dengan jawaban Wakil Presiden Jusuf Kalla. Said Aqil bertemu dengan Wapres tiga hari lalu.

"Anak petani pulang ke sawah atau ke madrasah. Kalau alasannya supaya menikmati destinasi wisata itu anak orang kaya. Anak kampung ya nyangkul.

Kalau alasannya nanti guru tidak terpenuhi 8 jam kerja ya silakan waktu untuk menyiapkan bahan ajar itu selama satu jam sebagai jam kerja," ujar Said Aqil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper