Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesejahteraan Petani Sulut Tergerus

Badan Pusat Statisti (BPS) Sulawesi Utara melansir tingkat kesejahteraan petani sedikit tergerus, tercermin dari penurunan indes nilai tukar petani. NTP Sulut juga tercatat yang paling rendah di antara seluruh provinsi di Pulau Sulawesi.
Petani memanen jagung./JIBI-Desi Suryanto
Petani memanen jagung./JIBI-Desi Suryanto

Bisnis.com, MANADO -- Badan Pusat Statisti (BPS) Sulawesi Utara melansir tingkat kesejahteraan petani sedikit tergerus, tercermin dari penurunan indes nilai tukar petani. NTP Sulut juga tercatat yang paling rendah di antara seluruh provinsi di Pulau Sulawesi.

Berdasarkan berita resmi BPS Sulawesi Utara yang dikutip Bisnis.com, Senin (3/7/2017), indeks NTP Sulut tercatat 92,40 per Juni 2017 atau turun 0,03%  dibandingkan dengan posisi Mei 2017.

Untuk diketahui, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, NTP Sulut tak pernah menyentuh level di atas 100. Indeks NTP tertinggi tercatat 97,00 pada Juni 2016. Indeks di bawah 100 menunjukkan, biaya yang harus dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan pendapatan yang dihasilkan.

Menurut BPS, penurunan NTP di Sulut disebabkan oleh kenaikan harga bahan pokok (bapok) di mana menjelang hari raya Idufitri mengalami kenaikan. Pola tersebut selalu berulang setiap tahun, terutama pada bahan pangan strategis yang dibutuhkan masyarakat.

Mohamad Edy Mahmud, Kepala BPS Perwakilan Sulawesi Utara sebelumnya mengatakan petani di Sulut kian menanggung beban kenaikan harga karena terjadi pergesera pola konsumsi di mana petani lebih menyukai produk makanan jadi.

Pergeseran itu pada akhirnya mengerek indeks konsumsi rumah tangga. Per Juni 2017, indeks konsumsi rumah tangga petani naik 1,33% menjadi 132,33. Kenaikan dipicu oleh kenaikan harga makanan jadi, rokok, dan tembakau sebesar 2,46% menjadi 144,21.

Edy menerangkan, perlu ada perbaikan pada pola distribusi dan tata niaga pertanian agar NTP Sulut bisa mencapai di atas 100. Pasalnya, saat ini petani diniai belum menikmati kenaikan harga pertanian. "Contohnya, saat harga rica [di Manado] Rp133.000, di tingkat petani kurang dari Rp70.000," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper