Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perselisihan Keluarga, PM Singapura Lee Hsien Loong Bantah Pakai Ilmu Sihir

Perselisihan antara Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan kedua adiknya dinilai telah merusak reputasi Singapura, terutama terkait tudingan penggunaan ilmu sihir untuk meningkatkan auranya sebagai pemimpin.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong/Reuters
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong/Reuters

Bisnis.com, SINGAPURA—Perselisihan antara Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan kedua adiknya dinilai telah merusak reputasi Singapura, terutama terkait tudingan penggunaan ilmu sihir untuk meningkatkan auranya sebagai pemimpin.

Kepercayaan publik diperkirakan akan terus menurun dan berlanjut di masa depan jika perselisihan antaranak-anak Lee Kuan Yew tersebut terus berlanjut di masa depan.

Hal itu diungkapkan oleh Loong yang merupakan putra dari Lee Kuan Yew saat berbicara di hadapan parlemen Negeri Singa. Pernyataan tersebut merupakan salah satu upaya Loong dalam menanggapi perselisihan dengan kedua adik kandungnya Lee Wei Ling dan Lee Hsien Yang, yang mengemuka kembali bulan lalu.

Namun demikian, Loong mengaku perselisihan tersebut tidak mungkin diselesaikan sepenuhnya. Selain itu dia juga menyatakan permintaan maafnya kepada publik atas kekisruhan di keluarganya, yang berdampak pada situasi politik di Singapura. Dia pun menganggap, apabila ayahnya masih hidup, maka dia akan sangat kecewa dengan situasi yang ada saat ini.

"Saya tahu banyak orang Singapura kecewa dengan masalah ini. Mereka bosan dengan persoalan ini  dan terus berharap masalah ini akan berakhir. Saya juga marah karena konflik ini telah mencapai situasi seperti saat ini," katanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (3/7/2017).

Seperti diketahui, perselisihan anak dari Bapak Bangsa Singapura itu pernah meledak pada April 2016. Kala itu Ling menuding sang kakak menyalahgunakan kekuasaannya sebagai Perdana Menteri Singapura. Sejurus kemudian, Loong berbalik menuding kedua adiknya sebagi biang perpecahan keluarga.

Setelah sempat mereda, pada 14 Juni lalu, kedua adiknya mengeluarkan pernyataan sebanyak enam halaman di akun Facebook mereka. Ling dan Yang menuduh kakak laki-laki mereka tersebut bermanuver di belakang layar untuk melemahkan wasiat ayah mereka.

Ling dan Yang mengklaim, Yew meminta agar rumahnya dihancurkan saja daripada dijadikan monumen, seperti yang diharapkan oleh Loong. Mereka juga mengkritik istri Loong yakni Ho Ching, yang merupakan CEO Temasek Holdings Pte, karena ikut memengaruhi keputusan suaminya.

Ketegangan tersebut pada akhirnya membayangi reputasi Loong dan partainya Partai Komando Rakyat (PAP). Beruntung, PAP memiliki basis kekuatan politik yang kuat di mana partai itu mendominasi kursi di parlemen.

Masih dalam pidatonya tersebut, Loong mengatakan bahwa dia tidak pernah melakukan tindakan nepotisme dan mencoba menyalahgunakan kekuasaannya. Dia juga menampik tudingan kedua adiknya, yang menyebut kakanya menggunakan semacam ishir untuk memperkuat auranya sebagai Perdanam Menteri selmaa 13 tahun terakhir.

 "Dan jika orang Singapura percaya adanya pengaruh sihir semacam itu di Singapura, saya pikir Singapura akan berada dalam keadaan yang sangat menyedihkan," tukasnya.

Namun demikian, Loong berjanji tidak akan menyeret kedua saudaranya ke pengadilan. Dia menilai, langkah itu justru akan menyebabkan lebih banyak gangguan dan sentimen negatif bagi Singapura. Dia mengaku telah mendapat restu dari para penasihat hukumnya, terkait kebijakannya tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper