Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indikasi Pemangkasan Stimulus Bank Sentral Eropa Mengemuka

Angota Dewan Pengaturan Suku Bunga Bank Sentral Eropa (ECB) Jens Weidemann menyatakan, dalma waktu dekat otoritasnya berpeluang membahas akhir dari pemberian stimulus moneter.
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski

Bisnis.com, FRANKFURT— Angota Dewan Pengaturan Suku Bunga Bank Sentral Eropa (ECB) Jens Weidemann menyatakan, dalma waktu dekat otoritasnya berpeluang membahas akhir dari pemberian stimulus moneter.

Dia mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi sepanjang tahun ini telah menunjukkan tanda-tanda mengarah sesuai target.  Untuk itu dia merasa ECB perlu segera menentukan kahir dari pelaksanaan pemberian stimulus moneter besar-besarannya.

Weidmann yang juga menjabat sebagai Presiden Bundesbank juga mengatakan bahwa ECB tersebut seharusnya tidak melakukan perubahan lebih lanjut terhadap parameter utama dari skema pembelian obligasi.

Komentarnya tersebut seolah memberi sinyal penolakan terhadap perpanjangan kebijakna pembelian obligasi ECB, karena akan segera mencapai batas atas pembelian obligasi Jerman.

Seperti diketahui, selama ini ECB mengambil kebijakan membeli obligasi senilai 2,3 triliun euro, yang sebagian besar terdiri utang pemerintah. Skema tersebu dikenal sebagai kebijakan pelonggaran kuantitatif dan telah lama ditentang oleh Jerman, yang merupakan negara ekonomi terbesar di Eropa.

"Sejauh kemungkinan perpanjangan program pembelian obligasi belum dibahas di Dewan ECB"Tapi menurut saya, melihat kondisi ekonimi sat ini, saya melihat bahwa ECB perlu keluar dari kebijakan moneter ultra-longgarnya ini," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/6/2017)

Adapun, dalam pertemuan Dewan Gubernur ECB pada awal bulan ini, otoritas moneter Uni Eropa itu mengumumkan bahwa kebijakan pembelian obligasi senilai 80 miliar euro per bulan akan berjalan hingga Desember 2017.

ECB juga merencanakan untuk mengevaluasi dan memutuskan kelanjutan kebijakannya tersebut pada musim gugur tahun ini atau kuartal IV/2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper