Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONFLIK QATAR - NEGARA ARAB: Turki Tolak Permintaan Arab Cs.

Presiden Turki Tayyip Erdogan menolak seruan negara-negara Teluk Arab yang mengisolasi Qatar, untuk menutup pangkalan militernya dan menarik seluruh tentaranya di negara tersebut.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Turki Tayyip Erdogan menolak seruan negara-negara Teluk Arab yang mengisolasi Qatar, untuk menutup pangkalan militernya dan menarik seluruh tentaranya di negara tersebut.

Erdogan juga menyebutkan bahwa permintaan empat negara Teluk Arab kepada Qatar dan Turki tersebut, telah melanggar hukum internasional dan mengintervensi kedaulatan Doha.

Seperti diketahui, penutupan bandara Turki merupakan salah satu dari 13 tuntutan yang diberikan oleh Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab sebagai syarat untuk mencabut isolasi kepada Qatar.

Adapun 13 tuntutan tersebut meliputi penutupan bisnis media Al-Jazeera, menutup atau mengurangi hubungan diplomatik dengan Iran dan memutus hubungan dengan Ikhwanul Muslimin.

Selanjutnya poin-poin tuntutan lain meliputi permintaan penyelarasan kebijakan Qatar dengan negara-negara Teluk Arab lainnya terutama dalam bidang seperti, militer, politik, sosial, dan ekonomi.

“Pendekatan menggunakan 13 tuntutan ini bertentangan dengan hukum internasional karena stiap negara tidak dapat menyerang atau campur tangan dalam kedaulatan suatu negara," kata Erdogan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (25/6/2017).

Doha sendiri mengatakan sedang meninjau daftar tersebut, namun mengatakan bahwa permintaan keempat negara tersebut itu tidak masuk akal atau tidak dapat dilakukan. Qatar dalam hal inindiberi waktu 10 hari untuk menyepakati 13 permintaan Arab Saudi Cs. tersebut.

“Namun bagaimanapun juga, kami menghargai sikap Qatar untuk meninjau permintaan Arab Saudi dan sekutunya,” lanjut Erdogan.

Turki tercatat sebagai salah satu negara yang paling kuat memberikan dukungan kepada Qatar usai aksi pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi dan sekutunya terhadap negara tersebut pada 5 Juni lalu.

Turki telah mengirim 100 pesawat kargo untuk memasok sejumlah kebutuhan masyarakat Qatar sejak awal bulan ini. Ankara juga sedang merumuskan undang-undang baru untuk memfasilitasi pengiriman kembali tentaranya ke Doha dalam jumlah yang lebih besar yakni hingga 1.000 orang.

"Penguatan basis militer Turki di Qatar akan menjadi langkah positif dalam hal keamanan kawasan Negara Teluk. Mengevaluasi kembali kesepakatan dasar pada sektor militer dengan Qatar bukanlah pilihan kami," kata Erdogan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Anggi Oktarinda
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper