Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Google Perketat Muatan Garis Keras 'Teroris' di YouTube

Google Alphabet Inc akan menerapkan lebih banyak langkah untuk mengenali dan menghapus muatan garis keras teroris atau kekerasan di laman berbagi video YouTube, kata perusahaan tersebut melalui pernyataan, yang diunggah di blog pada Minggu (18/6/2017).
Logo Google./Bloomberg-Ore Huiying
Logo Google./Bloomberg-Ore Huiying

Bisnis.com, CALIFORNIA - Google Alphabet Inc akan menerapkan lebih banyak langkah untuk mengenali dan menghapus muatan garis keras "teroris" atau kekerasan di laman berbagi video YouTube, kata perusahaan tersebut melalui pernyataan, yang diunggah di "blog" pada Minggu (18/6/2017).

Google mengatakan akan mengambil sikap lebih keras dalam video mengandung muatan kekerasan keagamaan dengan mengeluarkan peringatan dan tidak memperoleh uang atau menyarankannya diikuti, meskipun mereka tidak secara jelas melanggar kebijakan tersebut.

Perusahaan itu juga akan menggunakan lebih banyak tenaga teknik dan meningkatkan penggunaan teknologi mengenali video pegaris keras, selain melatih tenaga baru penggolong muatan untuk mengenali dan menghapus isi semacam itu dengan cepat.

"Sementara kami dan pihak lain bekerja bertahun-tahun untuk mengenali dan menghapus muatan melanggar kebijakan, kenyataan tidak mengenakan adalah bahwa kami sebagai industri harus menyadari bahwa semakin banyak yang harus dilakukan. Sekarang juga," kata penasihat umum Google Kent Walker.

Google akan memperluas kerja sama dengan kelompok kontra-ekstremis untuk mengidentifikasi konten yang dapat digunakan untuk membuat radikalisasi dan perekrutan ekstremis, katanya.

Perusahaan juga akan menjangkau calon ISIS dengan menyasar iklan daring dan mengalihkannya ke video anti-teroris untuk mengubah pemikiran mereka untuk bergabung dengan kelompok tersebut.

Jerman, Prancis dan Inggris, negara-negara di mana warga sipil terbunuh dan terluka dalam pemboman dan penembakan oleh militan dalam beberapa tahun terakhir, telah menekan Facebook dan penyedia media sosial lainnya seperti Google dan Twitter untuk berbuat lebih banyak untuk menghapus konten militan dan ucapan kebencian.

Facebook pada hari Kamis menawarkan pengetahuan tambahan tentang upayanya untuk menghapus konten terorisme, sebuah tanggapan terhadap tekanan politik di Eropa terhadap kelompok militan yang menggunakan jejaring sosial untuk propaganda dan rekrutmen.

Facebook menggenjot penggunaan kecerdasan buatan, seperti, pencocokan gambar dan pemahaman bahasa untuk mengenali dan menghapus muatan dengan cepat, kata perusahaan itu dalam pernyataan di "blog".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper