Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Konflik Teluk Persia: Jepang Meminta Qatar Permurah Harga LNG

Di tengah tekanan konflik diplomatik yang melanda Qatar, Jepang justru memanfaatkannya dengan meminta Doha agar menurunkan harga gas alam cairnya.
Kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG)/Antara-M Agung Rajasa
Kapal kargo Liquefied Natural Gas (LNG)/Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, TOKYO— Di tengah tekanan konflik diplomatik yang melanda Qatar, Jepang justru memanfaatkannya dengan meminta Doha agar menurunkan harga gas alam cairnya.

Seperti diketahui, Jepang adalah salah satu konsumen terbesar gas alam cair (LNG) baik di dunia maupun bagi Qatar. Sementara itu, Qatar juga merupakan salah satu produsen LNG terbesar di dunia. Hal itu menimbulkan adanya hubungan komersial yang kuat antara kedua negara tersebut.

Sejumlah pihak mengatakan, permintaan penurunan harga LNG oleh Jepang tersebut dilakukan dengan memperbaharui kontrak pembelian sampai 2021.  Namun demikian, dua eksekutif perusahaan pembeli LNG terbesar di Jepang yakni Jera Co dan Tokyo Gas Co. mengaku belum memutuskan apakah akan memperbaharui kontrak tersebut.

“Kami sedang meninjau rencana pengiriman proposal kesepakatan kontrak pembelian LNG yang baru,” kata Takashi Higo, General Manager Departemen Sumber Daya Tokyo Gas, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (12/6/2017).

Tuntutan dari Jepang tersebut diperkirakan dapat menambah tekanan pada Qatar setelah tetangga termasuk Arabi Saudi, Bahrain dan UEA memutuskan hubungan diplomatik dan memotong jalur transportasinya melalui darat, laut dan udara.

"Pembeli LNG percaya, posisi pemasok seperti Qatar melemah dan mereka menuntut fleksibilitas kontrak yang lebih banyak," kata Junzo Tamamizu, Managing Partner di Clavis Energy Partners LLC di Tokyo, seperti dikutip dari Bloomberg.

Proses tawar-menawar harga antara Jepang dan Qatar ini memang tidak terkait langsung dengan ketegangan diplomatik di Teluk Persia. Namun, perusahaan penjual LNG dari Qatar seperti Total SA dan Anadarko Petroleum Corp. memerlukan insentif tambahan untuk mengunci pelangganya agar tidak khawatir pasokannya akan terhambat akibat konflik Teluk Persia tersebut. Salah satu insentifnya adalah dengan memotong harha jual produk.

Qatargas, salah satu anak usaha dari perusahaan energi milik negara yakni Qatar-Petroleum belum memberikan komentar terkait isu tersebut. Seperti diketahui, setengah dari produk domestik bruto (PDB)Qatar dihasilkan dari penjualan produk energi terutama LNG.

Terpisah, Tokyo Gas tercatat mengimpor 14 juta ton LNG dari Qatar. Sementara itu berdasarkan keterangan resmi dari Presiden Jera Yuji Kakimi, perusahannya membeli LNG sekitar 8 juta ton per tahun atau 20% dari kebutuhan tahunannya.

Kakimi mengaku negara  eksportir dengan cadangan LNG terbesar ketiga di dunia merupakan pemasok penting bagi Jera. Qatar juga dianggapnya dapat memberikan penawaran yang memenuhi kebutuhan pembeli karena negara tersebut adalah salah satu produsen dengan biaya terendah.

Sementara itu, menurut International Group of Liquefied Natural Gas Importers , Jepang adalah pelanggan LNG terbesar pada Qatar tahun lalu. Tokyo mengimpor 12,1 juta ton LNG pada periode tersebut. Adapun posisi importir terbesar kedua ditempati oleh Korea Selatan dan India.

Sebelumnya salah satu sumber Reuters bulan lalu mengatakan,  Qatar telah memperingatkan pelanggannya dari Jepang  untuk tidak memaksa memberlakukan revisi kontrak pembelian. Pasalnya, jika pembeli dari Negeri Sakura itu tetap bersikukuh, maka mereka dapat dicoret dari proyek LNG negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper