Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dubes RI untuk Qatar Bantah Ada Konsentrasi Pasukan di Perbatasan

Duta Besar RI untuk Qatar Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi membantah rumor ada konsentrasi pasukan di perbatasan Arab Saudi-Qatar menyusul krisis diplomatik kedua negara.
Bendera Qatar/Reuters
Bendera Qatar/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA — Duta Besar RI untuk Qatar Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi membantah rumor ada konsentrasi pasukan di perbatasan Arab Saudi-Qatar menyusul krisis diplomatik kedua negara.

Menjawab rumor itu, mantan Irjen TNI ini mengirim tim guna melihat perkembangan di perbatasan kedua negara secara langsung dan memerifikasi serta mengupdate informasi mengenai prosedur imigrasi melintasi perbatasan.

"Berdasarkan pantauan, kondisi perbatasan aman dan terkendali. Rumor yang beredar mengenai mobilisasi pengerahan militer ternyata tidak terbukti," kata Basri menenangkan WNI di Qatar dalam acara Nuzulul Quran di KBRI ini, seperti disampaikan Minister Counsellor KBRI Doha Boy Dharmawan kepada Antara, Senin.

"Imigrasi Qatar masih mengijinkan setiap pemegang paspor Saudi untuk melintasi perbatasannya. Namun terjadi penurunan lalu lintas yang cukup drastis di perbatasan sekitar 75 persen. Apalagi mengingat sebelumnya sekitar 40 persen kebutuhan impor Qatar melalui perbatasan darat Saudi," sambung Basri.

Ketua Indonesia Muslim Society in Qatar (IMSQA) Abdullah lega mendengarkan paparan Basri dan berterima kasih kepada Dubes Basri karena memfasilitasi acara Nuzulul Quran sekaligus memberikan paparan bagi WNI agar tetap tenang dalam menghadapi konflik di Qatar.

"Kami merasa tenang dengan upaya yang dilakukan KBRI," kata Abdullah.

250 WNI di Qatar dari 51 organisasi masyarakat Indonesia di Qatar menggelar doa bersama agar krisis diplomatik Arab-Qatar segera berakhir.

Peringatan Nuzulul Quran adalah rangkaian dari kegiatan Ramadan yang dilakukan Komunitas Indonesia yang dikoordinasikan Indonesia Muslim Society in Qatar (IMSQA) pimpinan Abdullah dan Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (Permiqa) yang menjadi wadah bagi sekitar 40 ribu WNI yang dipimpin Edwin Kurniawan.

Acara ini adalah rangkaian acara komunitas diaspora Indonesia di berbagai kota di Qatar seperti Dukhan, Messaid, Wakrah, Alkhor dan Doha,

Pada acara ini Muhammad Basri meminta masyarakat Indonesia memdoakan agar konflik di Timur Tengah segera memperoleh solusi yang baik untuk kawasan Timur Tengan, khususnya bagi umat Islam.

Basri mengatakan Presiden Jokowi telah menelepon Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani pada 9 Juni lalu, guna menyampaikan komitmen Indonesia untuk berperan dalam penyelesaian konflik melalui dialog. Sebelumnya Menlu Retno juga singgah ke Qatar dan berkomunikasi dengan Menlu Qatar Sheikh Muhammad Al-Thani dan sekaligus melihat kesiapan KBRI dalam mengakhiri konflik ini.

Menurut Boy, KBRI telah membentuk Satuan Tugas khusus guna memastikan kesiapan staf KBRI dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada WNI. Selain itu, KBRI juga telah memikirkan langkah antisipasi guna melindungi WNI dan aset Pemerintah RI di Qatar.

KBRI menghimbau WNI segera memperbarui data dengan melaporkan keberadaannya di Qatar. Layanan lapor diri bisa dilakukan online melalui http://paspor.kbridoha.com.

Jumlah WNI di Qatar yang telah melapor diri ke KBRI sampai Juni 2017 adalah 29 ribu. Dalam rangka memperkuat pelayanan masyarakat, KBRI juga menyediakan layanan Hotline KBRI Doha pada +974 3332 2875.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper