Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tegaskan Komitmen Lingkungan, Jepang Kembali Adem

Menteri Energi Amerika Serikat (AS) Rick Perry hari ini menegaskan komitmen AS terhadap lingkungan meski negara tersebut telah memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan iklim Paris 2015 untuk mengatasi perubahan iklim.
Reaktor nuklir Fukushima di Jepang/Istimewa
Reaktor nuklir Fukushima di Jepang/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA – Menteri Energi Amerika Serikat (AS) Rick Perry hari ini menegaskan komitmen AS terhadap lingkungan meski negara tersebut telah memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan iklim Paris 2015 untuk mengatasi perubahan iklim.

Menurut seorang pejabat Kementerian perdagangan Jepang, dikutip Reuters (Senin, 5/6/2017), Perry menyatakan, bahwa AS akan melanjutkan komitmennya untuk menghadapi perubahan iklim sebagai pemimpin dunia dalam pengembangan teknologi generasi berikutnya.

Pernyataan itu dikeluarkan kepada Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko di Tokyo. Dalam pertemuan tersebut, Seko mengungkapkan penyesalannya atas keputusan AS mundur dari kesepakatan iklim Paris.

Namun, Seko menambahkan bahwa keyakinannya kembali setelah mendengar pernyataan Perry mengenai lingkungan.

Perry dan Seko juga sepakat bahwa AS dan Jepang akan terus bekerja sama dalam menonaktifkan (decommissioning) pembangkit nuklir Fukushima Daiichi yang hancur.  

Kedua negara juga sepakat untuk berbagi informasi mengenai Toshiba Corp. serta memastikan bahwa masalah terkait kebangkrutan Westinghouse Electric Co., unit Toshiba di AS, untuk tidak mempengaruhi kerja sama mereka di sektor nuklir.

Selain itu, kedua pejabat setuju untuk melanjutkan diskusi mengenai kerja sama lebih jauh di bidang energi lainnya, termasuk gas alam cair (LNG) dan energi terbarukan.

Jepang, lewat Menteri Lingkungan, Koichi Yamamoto, sebelumnya mengungkapkan kekecewaan yang besar terhadap pengumuman keputusan Trump menarik AS dari kesepakatan Paris tentang perubahan iklim.

Trump berpendapat bahwa pakta tersebut menguntungkan negara-negara lain dengan mengorbankan dunia usaha dan pekerja AS. Kesepakatan itu diklaim akan menelan biaya sebesar US$3 triliun dalam PDB serta menghilangkan sekitar 6,5 juta pekerjaan.

“Keputusan Trump untuk keluar dari [kesepakatan] Paris sama saja dengan mengabaikan kebijaksanaan kemanusiaan setelah membuat begitu banyak kemajuan. Merasa dikecewakan, saya marah,” kata Yamamoto.

Jepang sendiri, sebagai salah satu negara dengan tingkat polusi tertinggi di dunia, menegaskan untuk tetap berkomitmen terhadap upaya-upaya mengatasi pemanasan global, kendati AS keluar dari kesepakatan Paris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper