Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GURU BESAR UIN ANTASARI: Prinsip Hidup Orang Beriman Adalah Kerja dan Cerdas

Orang beriman tidak akan berpangku tangan atau duduk manis tanpa sedikit pun berpikir.
Ilustrasi: Pekerja kreatif memerlihatkan game edukasi Islami yang telah selesai dibuat, di Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (30/5)./Antara-Aloysius Jarot Nugroho
Ilustrasi: Pekerja kreatif memerlihatkan game edukasi Islami yang telah selesai dibuat, di Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (30/5)./Antara-Aloysius Jarot Nugroho

 

Kabar24.com, BANJARMASIN - Orang beriman tidak akan berpangku tangan atau duduk manis tanpa sedikit pun berpikir.

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Prof Dr HA Hafiz Anshary mengatakan, prinsip hidup orang beriman itu adalah bekerja.

"Namun bekerja itu bukan cuma sekadar kerja, melainkan harus cerdas," ujarnya saat silaturahim bersama Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Sabtu (3/6/2017) malam.

Ia menerangkan, prinsip atau etos kerja tergambar pada rukun Islam, yaitu dari lima tersebut, empat di antaranya harus bekerja/menggunakan tenaga, tidak semata-mata pemikiran dan ucapan belaka.

"Dari rukun Islam kedua (shalat) sampai ke lima (menunaikan ibadah haji) kesemuanya menggunakan tenaga atau berkerja keras, kecuali mengucap kalimah tauhid (dua kalimah syahadat)," tuturnya.

Selain itu, yang mendasar Allah swt berfirman dalam Surah Al Taubah ayat (105) yang menekankan hambanya harus bekerja, dan Allah akan menilai seorang dari hasil kerja yang bersangkutan, lanjutnya.

Pasalnya, menurut mantan aktivis Pelajar Islam Indonesoia (PII) dan Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu, kalau bekerja tanpa kecerdasan atau menggunakan akal pikiran/pengetahuan hasilnya tidak akan maksimal.

"Tetapi sebaliknya, kalau bekerja dengan cerdas hasilnya bisa maksimal atau bernilai lebih besar lagi," lanjut mantan Ketua Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia itu.

Ia mengilustrasikan seorang penebang kayu dengan menggunakan kampak (kapak), semula berhasil menebang enam pohon sehingga mendapatkan hadiah dari bos tempatnya berkerja.

Beberapa hari kemudian hasil tebangan dari penebang kayu itu semakin menurun, karena hanya mengandalkan kerja tanpa kecerdasan, yaitu harus mengasah/menajamkan kapaknya, ujar laki-laki kelahiran Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel tersebut.

Pada kesempatan itu pula, dia menyayangkan, seseorang yang malam atau etos kerjanya menurun dengan alasan karena lagi berpuasa.

"Puasa jangan jadikan alasan atau 'kambing hitam' untuk bermalas-malasan bekerja. Karena nilai yang esensi dari puasa tersebut menuntut kerja keras," demikian Hafiz Anshary.

Sementara Ketua Umum KB-PII Kalsel ustadz H Chairani Idris berharap, acara berbuka puasa bersama tersebut tidak memperkuat silaturahim, tetapi mendatang hikmah bagi kelangsungan organisasinya.

Dalam berbuka puasa KB-PII Kalsel di Kantor Nur Ramadhan Travel Banjarmasin itu, hadir anggota DPD RI Drs HM Sofwat Hadi SH asal pemilihan provinsi tersebut, yang juga Ketua Pengurus Besar KB-PII.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper