Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LRT Palembang: 6 Kreditor Cairkan Rp1,8 Triliun ke Waskita Karya

Para kreditor sindikasi proyek prasarana Light Rail Transit Palembang telah mencairkan pinjaman tahap pertama sebesar Rp1,8 triliun kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (24/5)./Antara-Nova Wahyudi
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (24/5)./Antara-Nova Wahyudi

Kabar24.com, PALEMBANG - Para kreditor sindikasi proyek prasarana Light Rail Transit Palembang telah mencairkan pinjaman tahap pertama sebesar Rp1,8 triliun kepada PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Pemberi kredit sindikasi pembiayaan LRT Palembang terdiri dari PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk atau BNI sebagai original mandated lead arranger and book runner, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd (BTMU) sebagai mandated lead arranger.

Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk atau Bank BJB selaku arranger. Adapun, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel) sebagai partisipan.

“Hari ini sudah selesai pencairan pertama Rp1,8 triliun. Bank Sumsel Babel approve Rp135 miliar,” kata Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil saat acara penandatanganan Nota Kesepahaman Sinergi Fasilitas Layanan Perbankan Bank Sumsel Babel dan BNI di Palembang, Rabu (31/5/2017).

Di tempat yang sama, Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati juga membenarkan bahwa perusahaannya turut mencairkan pembiayaan kepada Waskita. Meski demikian, dia mengaku tidak mengetahui persis nilai pencairan tahap pertama dari BNI.

Total kredit sindikasi lima bank dan satu lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan prasarana LRT itu senilai Rp4,59 triliun. Komitmen pembiayaan terbesar dari BNI yakni Rp1,99 triliun, diikuti BTMU sebesar Rp750 miliar. Sementara SMI, BRI, Bank BJB sama-sama berkomitmen sebesar Rp500 miliar, serta Bank Sumsel Babel Rp350 miliar.

Adil mengatakan pinjaman tahap pertama itu cair lantaran realisasi pembangunan proyek LRT Palembang sudah lebih dari 40%. Sayangnya, dia tidak menjelaskan kapan pengucuran kredit tahap selanjutnya kepada Waskita.

Pembangunan prasarana LRT Palembang senilai Rp10,94 triliun merupakan poyek Kementerian Perhubungan yang dikerjakan oleh Waskita. Modal kerja perusahaan pelat ini bersumber dari kas maupun pinjaman sindikasi.

Pemerintah sudah menjadwalkan pembayaran kontrak tahap pertama senilai Rp1,1 triliun kepada Waskita pada akhir Juni. Kucuran selanjutnya didapat kontraktor tersebut pada 2018, 2019, dan 2020.

Tahapan pembayaran diperpanjang dari yang seharusnya berakhir tahun depan, atau setelah LRT beroperasi pada Juni 2018. Karena perpanjangan cicilan itu, pemerintah berjanji menanggung beban bunga pinjaman agar Waskita tidak merugi.

Muhammad Adil dan Adi Sulistyowati enggan mengomentari perpanjangan angsuran pemerintah kepada Waskita maupun pemberian subsidi bunga pinjaman tersebut.

Selain kredit sindikasi, BNI dan Bank Sumsel Babel juga terus menjajaki berbagai sinergi untuk meningkatkan layanan kedua bank. Salah satunya adalah kolaborasi untuk membangun sistem interkoneksi layanan uang elektronik.

Sinergi itu memungkinkan layanan uang elektronik BSB Cash milik Bank Sumsel Babel tersambung dengan mesin-mesin electronic data capture (EDC) BNI. Sebaliknya, pelanggan Tap Cash BNI juga dapat mengakses EDC punya Bank Sumsel Babel.

Muhammad Adil meyakini geliat pembangunan infrastruktur di Sumsel akan membuka peluang tumbuhnya transaksi nontunai berbasis uang elektronik. Sebagai entitas bank pembangunan daerah, Bank Sumsel Babel pun ingin menggarap potensi bisnis tersebut.

“BSB Cash ini kan untuk mempermudah dan mempercepat layanan nontunai. Sedangkan untuk mempercepat sulit kalau sendirian, makanya kami kerja sama dengan BNI,” katanya.

Interkoneksi layanan uang elektronik itu diharapkan berjalan ketika sebagian ruas tol Trans Sumatra beroperasi, yang dimulai pada Juni ini. Bank Sumsel Babel juga mengincar pembayaran tiket transportasi Light Rail Transit (LRT) Palembang, karcis pertandingan Asian Games 2018, hingga Trans Musi.

“Kalau nasabah Bank Sumsel Babel ke Jakarta, BSB Cash bisa untuk masuk tol,” ujar Adil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper