Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Direktur FBI Pimpin Investigasi Keterlibatan Rusia di Pilpres AS

Seorang mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) diangkat Kejaksaan Agung Amerika Serikat untuk memimpin penyelidikan terhadap dugaan keterkaitan Rusia dalam pilpres AS dan kampanye Donald Trump.
The Federal Bureau of Investigation (FBI)/Istimewa
The Federal Bureau of Investigation (FBI)/Istimewa

Kabar24.com, JAKARTA -- Seorang mantan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) diangkat Kejaksaan Agung Amerika Serikat untuk memimpin penyelidikan terhadap dugaan keterkaitan Rusia dalam pilpres AS dan kampanye Donald Trump.

Saat mengumumkan pengangkatan Robert Mueller, Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein mengatakan, bahwa penting menunjuk seseorang di luar sistem pemerintahan demi melayani kepentingan publik.

"Kepentingan publik mengharuskan saya menempatkan penyelidikan ini di bawah kewenangan seseorang yang bisa melaksanakan tugasnya secara independen di luar rantai komando," kata Rosenstein sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Kamis (19/5/2017).

Menanggapi pengangkatannya, Mueller mengatakan bahwa dirinya menerima tanggung jawab ini dan akan melaksanakannya dengan kemampuan terbaik.

Mueller menjabat Direktur FBI selama 12 tahun di bawah Presiden George W Bush dan Barack Obama. Pria berusia 72 tahun itu adalah direktur FBI terlama kedua setelah pendiri lembaga itu, J Edgar Hoover.

Mueller akan mengumumkan pengunduran diri dari posisinya dari sebuah firma hukum swasta untuk menghindari konflik kepentingan.

Seruan agar penyelidikan khusus dan independen telah diserukan berbagai kalangan sejak Presiden Donald Trump memecat James Comey dari jabatannya sebagai Direktur FBI pekan lalu.

Harian the New York Times melaporkan bahwa sebelum dipecat Comey sempat diminta Trump untuk menghentikan penyelidikan terhadap Michael Flynn yang mundur sebagai penasihat keamanan nasional. Flynn dituding melobi Rusia sebelum menerima jabatan dari Trump.

Dengan diangkatnya Robert Mueller, dugaan kaitan antara tim kampanye Trump dan Rusia bakal diselidiki. Sejumlah badan intelijen AS meyakini Moskow membocorkan berbagai informasi saat pilpres AS berlangsung untuk keuntungan Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper