Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF: Asia-Pasifik Harus Waspadai Pertumbuhan Penduduk Usia Tua

Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan negara-negara Asia-Pasifik untuk mewaspadai penuaan populasi masyarakat yang lebih cepat dari perkiraan.
IMF/Ilustrasi
IMF/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan negara-negara Asia-Pasifik untuk mewaspadai penuaan populasi masyarakat yang lebih cepat dari perkiraan.

IMF dalam laporan Asia Pacific Regional Economic Outlook menyebutkan, populasi masyarakat yang menua di Asia melaju lebih cepat dibandingkan benua lain seperti Amerika dan Eropa.

Lembaga keuangan multinasional itu khawatir negara-negara Asia-Pasifik akan menghadapi persoalan penuaan penduduk lebih dulu sebelum menjadi negara kaya.

“Berdasarkan data terbaru, banyak negara di Asia pendapatan per kapita-nya [dibandingkan dengan Amerika Serikat] akan jauh lebih rendah dari yang dicapai oleh sebagian besar negara-negara maju yang juga sedang mengalami puncak siklus penuaan penduduknya,” tulis laporan tersebut, Selasa (9/5/2017).

Adapun, kawasan ini selama satu dekade terakhir telah menikmati keuntungan dari tingginya bonus demografi. Namun, di masa depan, situasi tersebut akan memperberat perekonomian kawasan ini, lantaran bertambahnya penduduk lansia.

Laju pertumbuhan penduduk Asia-Pasifik diperkirakan akan turun ke nol pada 2050. Sementara itu, jumlah penduduk dengan usia produktif yang saat ini mencapai puncaknya akan terus menurun selama beberapa dekade mendatang.

Dalam hal ini populasi penduduk berusia 65 tahun ke atas akan meningkat pesat dan mencapai hampir dua setengah kali lipat dari yang ada saat ini pada 2050. Kondisi tersebut berpeluang mereduksi 0,1% dari pertumbuhan ekonomi global per tahun selama tiga dekade ke depan.

Tantangan terbesar dalam menghadapi penduduk usia tua di kawasan Asia-Pasifik saat ini ada pada Jepang. Jumlah penduduk yang terus menua, menyusutnya total populasi penduduk dan terutama penduduk usia produktif membuat perekonomian Negeri Sakura terancam. Jumlah penduduk angkatan kerja tercatat turun lebih dari 7% selama dua dekade terakhir.

Tingginya jumlah penduduk lansia dan menjalain masa pensiun dinilai IMF menjadi salah satu alasan aktivitas investasi dalam negeri dan tingkat konsumsi yang rendah. IMF juga menganggap, fenomena demografi tersebut yang membuat Bank Sentral Jepang (BOJ) terus menerus kesulitan dalam mengerek inflasi mendekati target yang ditentukan yakni 2%.

“Pengalaman di Jepang menunjukkan bagaimana sentimen dari persoalan demografi penduduk dapat berdampak negatif kepada pertumbuhan ekonomi, terutama dinamika laju inflasi dan efektivitas kebijakan moneter,” lanjut laporan tersebut.

Untuk itu IMF meminta negara-negara Asia-Pasifik untuk belajar dari kondisi yang dialami Jepang dalam menghadapi persoalan demografi penduduk. Lembaga keuangan yang berpusat di AS itu menyarankan agar setiap negara memperkenalkan rencana konsolidasi fiskal yang kredibel, meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan dan lanjut usia, dan pembenahan jaring pengaman sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper