Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kotor? Ini Komentar LIPI Tentang Politik di Indonesia

Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth menegaskan bahwa politik tidak kotor hanya saja di Indonesia belum dijalankan dengan benar untuk tujuan menyejahterakan masyarakat.
Sejumlah anggota Polri dan prajurit TNI mengikuti apel gabungan pergeseran pasukan di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Selasa (18/4). Sebanyak 62 ribu personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk pengamanan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Sejumlah anggota Polri dan prajurit TNI mengikuti apel gabungan pergeseran pasukan di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Selasa (18/4). Sebanyak 62 ribu personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk pengamanan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA -  Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth menegaskan bahwa politik tidak kotor hanya saja di Indonesia belum dijalankan dengan benar untuk tujuan menyejahterakan masyarakat.

"Di sini saya juga harus bantah kalau politik itu kotor. Politik juga merupakan bidang ilmu untuk mendapat kedudukan di mana kedudukan itu seharusnya digunakan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat," kata Adriana saat memberi keterangan pers pemaparan hasil riset dan analisis Pilkada Jakarta 2017 di Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Namun sayangannya, menurut dia, tujuan dari politik yang sebenarnya itu tidak dijalankan sehingga terkesan kotor.

"Yang dilakukan hanya 'struggle for power', tapi setelah memperoleh kekuasaan tidak digunakan untuk menyejahterakan masyarakat. Dan itu terbaca dari cara-cara mendapatkan kekuasaan itu sendiri," katanya.

Dengan cara apapun yang penting menang. "Dan itu menurut saya menunjukkan demokrasi yang belum matang. Pada dasarnya politik harus dipelajari, jangan merasa tahu padahal tidak tahu," lanjutnya.

Saat ini, menurut dia, demokrasi Indonesia sedang berproses mencari bentuknya, belum selesai dan belum bisa diketahui ujungnya akan seperti apa.

Untuk jangka panjang dan kaitannya dengan politik identitas, ia mengatakan harus ada peradaban baru di Indonesia, agar berpolitik semakin matang tidak ada "rusuh" seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pendidikan politik yang benar wajib dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat, minimal kepada anggotanya agar bisa lebih dewasa dalam berpolitik. Dengan demikian, ia mengatakan ekspresi kebencian di masyarakat, penyebaran berita hoax di ruang publik baik di dunia nyata maupun maya pada gelaran politik berikutnya hilang.

Sedangkan penyelesaian jangka pendek, Adriana mengatakan tentu dengan menyeret penyebar berita hoax, ekspresi kebencian baik di dunia nyata maupun maya ke jalur hukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper