Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penembakan di Bandar Lampung, Keluarga Datangi LPSK

Pihak keluarga lima remaja yang ditembak mati aparat Polresta Bandar Lampung, Sabtu (1/4/2017) bersama para pendamping dari LBH Bandar Lampung, Jaringan Advokasi Perempuan dan Anak Lampung, tokoh masyarakat Jabung, Lampung Timur, dan perwakilan Pemerintah Kabupetan Lampung Timur, mendatangi kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Selasa (2/5/2017).

Kabar24.com, JAKARTA — Pihak keluarga lima remaja yang ditembak mati aparat Polresta Bandar Lampung, Sabtu (1/4/2017) bersama para pendamping dari LBH Bandar Lampung, Jaringan Advokasi Perempuan dan Anak Lampung, tokoh masyarakat Jabung, Lampung Timur, dan perwakilan Pemerintah Kabupetan Lampung Timur, mendatangi kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Selasa (2/5/2017).

Kehadiran mereka untuk melaporkan dugaan adanya tindakan sewenang-wenang yang dilakukan Tim Ranger Tekab 308 Polresta Bandar Lampung, yang menghabisi nyawa lima remaja yang masih duduk di bangku SMA karena dugaan sebagai begal. Pasalnya, luka tembak di tubuh korban tidak mengisyaratkan tujuan melumpuhkan, melainkan menghabisi nyawa mereka, dilihat dari banyaknya peluru yang dimuntahkan serta arah tembakan ke dada.

Alian Setiadi dari LBH Bandar Lampung, mengungkapkan, pihaknya mengindikasikan ada pelanggaran dalam penggunaan senjata api oleh oknum polisi. Hal itu terlihat dari arah tembakan ke dada, bukannya ke kaki yang bertujuan melumpuhkan.

“Prosesnya sangat kejam dan tidak manusiawi. Sepertinya sudah darurat penegakan HAM di Lampung,” tuturnya.

Menurutnya, lima remaja itu dituduh sebagai begal dan sempat ada baku tembak dengan polisi. Namun, data lapangan yang berhasil dikumpulkan, isu baku tembak yang disuarakan polisi, diduga hanya alibi mereka untuk melegalkan penembakan yang menghilangkan nyawa lima anak itu.

“Kalau katanya korban DPO [daftar pencarian orang] dan residivis, harusnya ada panggilan ke keluarga. Karena pihak orang tua yakin korban belum pernah di penjara,” katanya.

Diah dari Jaringan Advokasi Perempuan dan Anak Lampung, menambahkan, berdasarkan absensinya di sekolah, kelima anak yang ditembak mati itu rajin dan tidak pernah bolos. Prestasi mereka juga cukup bagus, bahkan di antaranya ada yang merupakan ketua OSIS dan lainnya aktif di kegiatan pramuka Saka Bhayangkara.

“Indikasi korban merupakan anak baik-baik. Tidak terlihat mereka adalah begal, DPO atau residivis,” ungkap Diah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper