Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia-AS Teken Kesepakatan US$8 Miliar

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat menandatangani kesepakatan kerja sama bidang ekonomi dengan nilai US$8 miliar. Kesepakatan terjadi saat Wakil Presiden AS Mike Pence bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang santai dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Michael R. Pence (Mike Pence) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (20/4)./REUTERS-Darren Whiteside
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang santai dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Michael R. Pence (Mike Pence) di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (20/4)./REUTERS-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat menandatangani kesepakatan kerja sama bidang ekonomi dengan nilai US$8 miliar. Kesepakatan terjadi saat Wakil Presiden AS Mike Pence bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan mayoritas kesepakatan yang ditandatangani kedua wakil presiden tersebut merupakan kesepakatan di sektor energi.

"Nilainya yang ditandatangani di depan kedua wakil presiden US$ 8 miliar. System advanced netting infrastructure. Jadi lebih banyak di bidang energi. Dari geothermal, pengolahan limbah, dan sebagainya," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (20/4/2017).

Menurutnya, Indonesia dan AS berkomitmen untuk menjalin kemitraan strategis yang saling menguntungkan. Kata kunci pada kemitraan ekonomi ini yaki perdagangan yang adil.

"Pasar AS juga sangat terbuka bagi produk Indonesia. Karena kata kuncinya adalah win-win. Kita dari awal, Presiden bilang win-win. Kita tidak sekadang berbicara soal perdagangan bebas, melainkan soal perdagangan yang adil," ujar Retno.

Menurutnya, Presiden Joko Widodo sudah menekankan untuk bermitra yang memberi keuntungan bagi kedua negara. Wakil Presiden AS Mike Pence pun mengamini hal itu.

"Karena pada akhirnya, kita bertanggung jawab kepada rakyat kita, mereka bertanggung jawab kepada rakyat mereka. Oleh karena itu, harus dicari titik tengah di mana dua-duanya diuntungkan," tegas Retno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper