Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Bela Suriah Dari Tuduhan Serangan Gas

Kementerian Luar Negeri Rusia, Kamis (6/4/2017), mengatakan terlalu dini menuduh Pemerintah Suriah bertanggung jawab untuk serangan gas beracun mematikan di Provinsi Idlib dan menilai diperlukan penyelidikan tepat, kata kantor berita RIA.
Seorang pria membopong jasad seorang anak diduga korban serangan gas kimia di kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, yang dikuasai kelompok pemberontak (4/4/2017)./Reuters-Ammar Abdullah
Seorang pria membopong jasad seorang anak diduga korban serangan gas kimia di kota Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, yang dikuasai kelompok pemberontak (4/4/2017)./Reuters-Ammar Abdullah

Bisnis.com, MOSKOW -  Kementerian Luar Negeri Rusia, Kamis, mengatakan terlalu dini menuduh Pemerintah Suriah bertanggung jawab untuk serangan gas beracun mematikan di Provinsi Idlib dan menilai diperlukan penyelidikan tepat, kata kantor berita RIA.

Kementerian itu juga membantah pernyataan Amerika Serikat bahwa serangan tersebut, yang menewaskan sedikit-dikitnya 70 orang, berarti kesepakatan memusnahkan persediaan senjata kimia negara itu gagal. Kementerian Luar Negeri Rusia, menurut laporan RIA, menilai proses itu sebenarnya sudah "cukup sukses".

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuduh pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad "melampaui garis merah" dengan melakukan serangan pada warga dan mengatakan sikapnya terhadap Suriah dan Assad berubah, tapi tidak memberikan tanda bagaimana ia akan beraksi.

Rusia menunjukkan secara terbuka akan membela Bashar dan mengatakan bahwa serangan senjata kimia itu kemungkinan disebabkan kebocoran dari gudang senjata, yang dikuasai pemberontak Suriah.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk dugaan penggunaan senjata kimia di Kota Kecil Khan Shikhoun, Suriah, dan menyatakan WHO "khawatir" mengenai penggunaan bahan kimia beracun sebagai senjata di negara yang dicabik perang itu.

Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO Peter Salama mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi di Idlib telah membuatnya sedih dan marah.

"Senjata jenis ini dilarang oleh hukum internasional sebab merupakan kekejaman yang tak bisa ditolerir," ia menambahkan.

Kota Khan Shikhoun, yang terletak di pinggir selatan Idlib dan dikuasai gerilyawan, dilaporkan diserang dengan menggunakan bahan kimia pada Selasa (4/4), sehingga menewaskan tak kurang dari 70 orang dan melukai ratusan orang lagi, kata WHO.

Menurut laporan Xinhua, WHO memperingatkan daya tampung rumah sakit di daerah itu untuk melayani keperluan orang yang cedera terbatas di tengah kekurangan obat dan kerusakan prasarana.

Organisasi yang berpusat di Jenewa tersebut menyatakan WHO telah mengirim obat penting seperti Atropine dan Steroid untuk layanan kesehatan di daerah itu, dan para ahli yang berpusat di Turki memberi saran mengenai cara terbaik mendiagnosis dan merawat pasien yang terpengaruh.

Di Washington Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari yang sama juga mengutuk serangan kimia "yang mengerikan" di Suriah, dan mengatakan itu tak bisa ditolerir.

Ketika berbicara dalam taklimat di Gedung Putih bersama dengan Raja Jordania Abdullah II, yang sedang berkunjung, Trump menuduh Presiden Suriah Bashar al-Assad atas serangan gas pada Selasa di bagian barat-laut Suriah.

Pemerintah Amerika Serikat di bawah Barack Obama berkeras Bashar tak boleh memainkan peran dalam penyelesaian krisis Suriah.

Sejumlah negara, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, beberapa kali berupaya menengahi perundingan pemerintah dengan pemberontak Suriah, namun kesepakatan penyelesaian perang itu belum tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper