Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dicurigai Anggota ISIS, Wanita Hamil Dicokok di Manila

Pasukan keamanan Filipina menangkap seorang warga negara Kuwait dan Suriah, yang hamil lima bulan dan dicurigai terkait dengan IS, tiga bulan setelah mereka tiba, kata pihak berwenang, Kamis (6/4/2017).
Pasukan khusus Irak mengikuti operasi memerangi militan Negara Islam di Kokjali, Mosul, Irak, Rabu (2/11/2016)./Reuters
Pasukan khusus Irak mengikuti operasi memerangi militan Negara Islam di Kokjali, Mosul, Irak, Rabu (2/11/2016)./Reuters

Bisnis.com, MANILA -  Pasukan keamanan Filipina menangkap seorang warga negara Kuwait dan Suriah, yang hamil lima bulan dan dicurigai terkait dengan IS, tiga bulan setelah mereka tiba, kata pihak berwenang, Kamis (6/4/2017).

Warga negara Kuwait bernama Husain al-Dhafiri dan warga negara Suriah bernama Rajaf Zina itu tinggal dan bekerja di Manila sejak Januari sebelum mereka ditangkap pada 25 Maret di distrik niaga kelas atas, kata Menteri Hukum Vitaliano Aguirre kepada wartawan.

Kedua orang itu, mengenakan seragam penjara berwarna oranye, diarak di depan wartawan di kantor Biro Investigasi Nasional, tempat mereka ditahan.

Pihak berwenang mengatakan al-Dakiri akan dipulangkan ke Kuwait, tempat ia diduga merencanakan pemboman. Zina akan dikirim ke Qatar, tempat terakhir kedatangannya. Keduanya tidak tersedia memberi tanggapan.

"Kami hanya berspekulasi mengapa mereka berada di Filipina," kata Aguirre setelah pihak imigrasi mengatakan jika kedua orang itu telah melakukan perjalanan ke Davao di selatan dan Cebu di Filipina tengah.

Aguirre mengatakan mereka sangat mengandalkan informasi dari sekutu asing untuk mendeteksi keberadaan tersangka milisi IS.

Mereka pertama kali datang ke Filipina tahun lalu dengan visa wisata namun kembali pada Januari dengan visa kerja setelah sebuah lembaga Kuwait mempekerjakan mereka, kata pihak berwenang imigrasi.

Pada pekan ini, tentara Filipina menewaskan lebih dari 10 petempur Abu Sayyaf, yang terkait IS, dalam upaya membebaskan sandera asal Vietnam, yang disekap di pulau terpencil di selatan.

Bentrok itu terjadi saat pasukan menembakkan peluru howitzer terhadap kedudukan pemberontak, kata Mayor Jenderal Carlito Galvez, komandan militer Mindanao barat.

Kelompok kecil tapi keras itu, yang dikenal karena pemerasan, pengayauan dan penculikan untuk tebusan, menyekap lebih dari dua lusin tawanan di pulau Jolo.

Kelompok itu mengayau sandera asal Jerman pada dua bulan lalu ketika tidak diberi uang tebusan untuk pembebasannya.

Mayjen Galvez menyatakan 32 tentara terluka dalam serangan pada Minggu atas tempat persembunyian Abu Sayyaf di kota Talipao, tempat pegaris keras itu diyakini menawan enam warga Vietnam.

Empat dari tentara terluka itu diterbangkan ke rumah sakit, sementara 28 lagi, di antaranya komandan batalyon, mengalami luka kecil akibat pecahan granat.

Galvez menyatakan tentara bentrok lebih dari satu jam dengan sekitar 100 pemberontak Abu Sayyaf pimpinan Radullan Sahiron, pemimpin pegaris keras berlengan satu, yang tercatat di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan kepalanya berhadiah 1 juta dolar (sekitar 10 miliar rupiah).

Pada bulan lalu, lima warga Malaysia dibebaskan di Jolo dan dua pelaut Filipina diselamatkan di pulau Basilan di dekatnya oleh tentara pengejar kelompok Abu Sayyaf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper