Kabar24.com, JAKARTA - Cadangan devisa negara-negara di dunia dalam bentuk dolar AS berhasil melonjak pada kuartal IV/2016. Hal itu tak lepas dari sentimen terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS pada November lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun Dana Moneter Internasional (IMF), cadangan devisa dalam bentuk dolar AS naik menjadi US$5,05 triliun. Kenaikan itu melanjutkan tren positif dari tiga kuartal sebelumnya yang terus mengalami kenaikan.
Adapun, pada kuartal III/2016 cadangan devisa global dalam bentuk mata uang Paman Sam menembus US$4,94 triliun. Dolar AS pun berhasil menguasai 64% cadangan devisa global pada Oktober –Desember 2016 yang mencapai US$10,7 triliun.
“Data ini dihimpun dari negara-negara anggota IMF yang melaporkannya secara rahasia dan atas dasar sukarela,” tulis IMF dalam keterangan resmi yang diperoleh Bisnis, Minggu (2/4/2017).
Sementara itu, cadangan devisa dalam bentuk yuan, mencapai US$84,51 miliar pada periode tersebut. Laporan cadangan devisa dalam bentuk yuan ini baru pertamakali dilakukan oleh IMF, setelah mata uang China itu masuk dalam keranjang mata uang cadangan IMF pada Oktober tahun lalu.
Adapun, cadangan devisa dalam bentuk euro kembali turun menjadi US$1,55 triliun setelah sempat naik pada kuartal III/2017 pada level US$1,57 triliun. Alhasil porsi kepemilikan cadangan devisa global dalam bentuk euro jatuh menjadi 19,7%, pada Oktober-Desember 2016, setelah sempat menyentuh 20,2% pada kuartal sebelumnya.
Penurunan juga terjadi pada yen, dari US$346 juta pada kuartal III/2016 menjadi US$332 juta pada kuartal IV/2016. Porsi kepemilikan yen di dunia pada kuartal akhir tahun lalu pun juga terseret turun menjadi 4,2%, setelah sempat mencapai 4,4% pada periode sebelumnya.
Sementara itu, secara akumulatif jumlah cadangan devisa di seluruh dunia pada kuartal akhir tahun lalu menjadi yang terendah pada 2016. Pasalnya sejak Januari-September, jumlah cadangan devisa dunia terus naik, dengan capaian tertinggi pada kuartal III/2016 yakni US$11,05 triliun. Sedangkan pada kuartal IV/2016 hanya mencapai US$10,79 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel