Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump mengatakan akan melakukan reformasi perpajakan setelah RUU layanan kesehatan yang diusulkannya gagal mendapatkan dukungan Kongres.
RUU itu pada walnya akan menggantikan layanan kesehatan Affordable Care Act yang diterapkan oleh pemerintahan Barack Obama, namun ditolak selama bertahun-tahun oleh partai Republik yang mendukung Trump.
Program yang dikenal sebagai Obamacare itu mewajibkan seluruh rakyat AS memiliki asuransi kesehatan tetapi menawarkan subsidi bagi warga yang berpenghasilan rendah.
Penolakan partai pendukungnya dan pencabutan RUU itu merupakan kemunduran besar bagi presiden AS yang baru dilantik itu, Padahal Partai Republik menguasai kursi di DPR dan Kongres. Trump juga menyalahkan partai Demokrat yang tidak mendukung usulannya.
Namun, ketika menyampaikan keterangan pers di Gedung Putih, Trump memgungkapkan kemampuan dirinya sebagai seorang pembuat kesepakatan
"Saya akan mengatakan bahwa kita akan memulai dengan sangat, sangat keras untuk pemotongan pajak yang besar dan reformasi perpajakan. Itu yang akan datang," kata Trump, kepada wartawan sebagimana dikutip BBC.co.uk, Minggu (26/3/2017).
Presiden juga mengkritik Ketua DPR AS Paul Ryan, yang seharusnya menggalang dukungan untuk RUU yang kontroversial. "Kami belajar mengenai kesetiaan; kami belajar banyak mengenai proses penggalangan suara," ujarnya.
Pada Sabtu (25/03/2017) Trump juga mengulang klaimnya bahwa layanan kesehatan yang diterapkan sejak pemerintahan sebelumnya, akan 'meledak', dengan menulis cuitan "Kita akan bersama dan mengumpulkan rencana besar layanan kesehatan bagi RAKYAT. Jangan khawatir!"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel