Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NSA Sebut Trump Omong Kosong Terkait Tuduhan Penyadapan

Wakil Direktur Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Richard Ledgett mencemooh dan menilai omong kosong yang keterlaluan atas tuduhan bahwa badan keamanan Inggris (GCHQ) terlibat telah memata-matai Donald Trump saat kampanye pemilihan Presiden AS 2016.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato perdananya di hadapan kongres Negeri Paman Sam, Rabu (1/3/2017)./Reuters-Jim Lo Scalzo
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato perdananya di hadapan kongres Negeri Paman Sam, Rabu (1/3/2017)./Reuters-Jim Lo Scalzo

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Direktur Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Richard Ledgett mencemooh dan menilai "omong kosong yang keterlaluan" atas tuduhan bahwa badan keamanan Inggris (GCHQ) terlibat telah memata-matai Donald Trump saat kampanye pemilihan Presiden AS 2016.

Pendapat itu disampaikan Ledgett, Sabtu (18/3), terkait pernyataan Presiden AS Donad Trump yang bersikukuh dengan tuduhannya yang tanpa bukti bahwa pemerintahan Barack Obama telah menyadap teleponnya selama kampanye pemilihan presiden pada 2016.

Juru bicara Trump pada Kamis (16/3) mengutip laporan media bahwa GCHQ Inggris berada di bawah komando NSA untuk melakukan pengintaian itu.

Ledgett dalam wawancara dengan BBC News menegaskan bahwa pemikiran soal Inggris terlibat dalam aksi mematai-matai Trump adalah "ide gila".

"Itu sangat tidak didasarkan atas pemahaman soal bagaimana hubungan di antara badan-badan masyarakat intelijen. Betul-betul mengabaikan realitas politik soal, apakah pemerintahan Kerajaan Inggris setuju untuk melakukannya?", kata Ledgett.

Ia menyampaikan bahwa tidak akan ada manfaatnya bagi Pemerintah Inggris untuk memata-matai Trump mengingat berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan.

"Akan sangat bodoh," kata Ledgett, yang berencana akan pensiun dalam waktu dekat.

Para pejabat dan mantan pejabat NSA telah menggambarkan hubungan sengit antara badan-badan intelijen dengan pemerintahan Trump.

Trump, yang mulai menjabat sebagai Presiden AS pada Januari 2017, awal bulan ini mencuit bahwa Barack Obama sebagai pendahulunya di tampuk kepemimpinan di Gedung Putih telah menyadap dirinya saat tahap-tahap akhir kampanye Presiden AS 2016.

Obama dinilai terlalu berpihak ke Hillary Clinton, yang sesama dari Partai Demokrat, yang menjadi pesaing Trump dalam pilpres AS 2016.

Trump, Presiden AS mewakili Partai Republik itu tidak memberikan bukti atas tuduhan yang dilancarkannya. Oleh karena itu, juru bicara Obama menilainya sebagai tudingan yang "tidak benar sama sekali".

Pengulas dari jaringan televisi Fox News di AS, Andrew Napolitano, pada Selasa (14/3) menuding badan Inggris yang serupa dengan NSA, yaitu Government Communications Headquarters (GCHQ), telah turut serta membantu Obama mematai-matai Trump.

Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer pun mengutip pernyataan Napolitano itu pada Kamis.

Melalui pernyataan terbuka yang jarang dilakukan, GCHQ mengatakan tuduhan bahwa pihaknya memata-matai Trump "benar-benar konyol" dan tidak akan digubris.

Pada Jumat (17/3), Trump mengatakan bahwa pertanyaan mengenai tuduhan penyadapan itu seharusnya ditujukan kepada Fox News, dan bukan kepada dirinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper