Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Jatim Diprediksi Tumbuh 5,7%-6,1%

Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur memprediksi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun ini bisa mencapai 5,7%-6,1% seiring dengan perbaikan konsumsi pemerintah dan swasta selama 2017.
Kabar24.com, SURABAYA – Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur memprediksi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun ini bisa mencapai 5,7%-6,1% seiring dengan perbaikan konsumsi pemerintah dan swasta selama 2017.
 
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah mengatakan prediksi tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jatim pada 2016 yang mencapai 5,55%.
 
“Peningkatan nominal anggaran belanja Provinsi Jawa Timur 2017 sebesar 25,40% (yoy) menjadi sinyal kenaikan konsumsi pemerintah. Di sisi lain, walaupun tetap tumbuh tinggi, kinerja ekspor diperkirakan melambat karena beberapa mitra dagang utama Jatim seperti Jepang dan Tiongkok cenderung melambat,” jelasnya dalam siaran pers, Selasa (28/2/2017).
 
Dia menjelaskan, sedangan selama kuartal I/2017 ini, pertumbuhan ekonomi Jatim diperkirakan berada di level 5,4%-5,8% yang ditopang oleh peningkatan ekspor dan perbaikan konsumsi pemerintah.
 
Potensi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I ini lebih tinggi dibandingkan kuartal IV/2016. Meski ada perbaikan konsumsi pemerintah, tetapi diperkirakan konsumsi swasta dan kinerja investasi masih melambat.
 
“Sesuai dengan perkiraan kami, perlambatan konsumsi ini masih sejalan dengan berakhirnya perayaan Natal dan Tahun Baru, di mana indeks rata-rata penjualan eceran maupun indeks keyakinan konsumen melemah,” jelasnya.
 
Sedangkan investasi hingga Februari ini pun masih melambat, dilihat dari hasil SKDU terhadap kapasitas utilisasi usaha yang masih rendah. Sementara investasi pemerintah, sejumlah proyek masih tahap perencanaan dan pengadaan.
 
Untuk kinerja ekspor, kuartal I tahun ini pun diperkirakan meningkat tetapi memiliki potensi perlambatan ekspor masih perlu diwaspadai mengingat permintaan ekspor tembakau ke Eropa, Amerika Serikat dan Tiongkok juga cenderung turun akibat adanya gerakan anti merokok di Eropa dan AS.
 
Berbanding dengan kinerja impor, pada kuartal I ini justru meningkat seperti komoditas cabai dan gula mentah guna memenuhi kebutuhan Jatim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper