Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOM BANDUNG: Ulama Diharapkan Dorong Deradikalisasi

Komisi III DPR Ri mengharapkan program deradikalisasi harus terus dilanjutkan
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar berlatarbelakang foto pelaku teror bom di Bandung saat memberikan keterangan terkait identitas pelaku teror bom di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/2)./Antara-M Agung Rajasa
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar berlatarbelakang foto pelaku teror bom di Bandung saat memberikan keterangan terkait identitas pelaku teror bom di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/2)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi III DPR RI mengharapkan program deradikalisasi harus terus dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak alim ulama.

Bambang Soesatyo, Ketua Komisi III DPR RI menuturkan teror bom Bandung yang terjadi Senin (27/2) ini menjadi bukti bahwa sel-sel terorisme di dalam negeri masih ada dan juga sangat aktif.

"Fakta ini harus digarisbawahi seluruh komponen masyarakat agar selalu mewaspadai ancaman yang satu ini," kata Bambang di Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Dia mengatakan dalam kasus teror bom di Bandung, target utamanya adalah anggota kesatuan anti-teror Densus 88. Walau tidak ada korban luka, ia membayangkan jika teror bom memiliki daya ledak tinggi, masyarakat sipil di sekitarnya  pun akan menjadi korban.

"Karena itu, aktivitas Densus 88 Anti-teror memburu dan menyergap jaringan dan kelompok-kelompok teroris di seluruh penjuru tanah air harus didukung masyarakat," katanya.

Ia juga mengharapkan masyarakat perlu memberitahu atau melaporkan jika ada kegiatan orang-orang yang mencurigakan. Pasalnya meski sejumlah gembong teroris sudah ditangkap Densus 88 anti-teror, tidak berarti pelaku teror berhenti menebar ancaman.

"Proses regenerasi juga terjadi pada jaringan pelaku teror. Contohnya, Setelah kematian gembong teroris Santoso di Poso,  kelompok itu diyakini masih akan menebar ancaman dan dipimpin teroris yang berusia lebih muda," katanya.

Lebih lanjut Bambang mengatakan saat ini di dalam negeri terdapat beberapa kelompok dan jaringan pelaku teror yang identitasnya belum dikenal luas. Mereka ada di sejumlah daerah, dan masih aktif mempersiapkan serangan atau ancaman. "Kasus bom Bandung adalah salah satu contohnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper