Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulut-Filipina Perkuat Hubungan Dagang

Kadin Sulawesi Utara menandatangani kerja sama dengan Chamber of Commerce & Industry Davao City an General Santos City, Filipina.
Jagung komoditas utama Sulawesi Utara yang layak diandalkan untuk diekspor/Antara
Jagung komoditas utama Sulawesi Utara yang layak diandalkan untuk diekspor/Antara

Kabar24.com, MANADO - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Utara menandatangani kerja sama dengan Chamber of Commerce & Industry Davao City an General Santos City, Filipina. Kerja sama ini diperkirakan bakal mendongkrak perdagangan kedua pihak.

Wakil Ketua Kadin Sulut, Daniel Singal Pesik, mengatakan kerja sama tersebut diteken pada 24 Februari 2017 lalu di Davao. Pada Kamis (2/3/2017), Kadin Sulut juga akan meneken kerja sama serupa untuk produk-produk unggulan kedua negara.

Menurut Daniel, kerja sama antara Kadin Sulut dengan Kadin Davao dan General Santos merupakan titik mula dari dimulainya Pelabuhan Bitung sebagai International hub port di Indonesia Timur. "Jadi produk-produk dari wilayah timur Indonesia bisa langsung masuk ke Bitung tanpa melalui Jakarta dan Singapura [untuk kemudian ekspor]," jelas Daniel kepada Bisnis.com pada Minggu (26/2/2017).

Daniel yang saat dihubungi tengah berada di Davao, mengatakan produk-produk yang diimpor dari Davao dan General Santos juga bisa langsung masuk ke Bitung tanpa harus melalui Jakarta atau Singapura. Saat ini, pengusaha di Sulut kerap mengirim barang ekspor melalui Jakarta maupun Singapura ke Filipina.

Padahal, jarak Bitung dengan Davao hanya terpaut 336 mil laut atau 622,7 km. Sebagiamana diketahui, Sulut merupakan gerbang wilayah Indonesia di utara sedangkan Davao adalah kota utama di selatan Filipina. Jarak Bitung dengan Davao yang bertetangga itu empat kali lebih pendek dibandingkan rute Bitung-Tanjung Priok-Singapura-Manila-Davao yang mencapai 4.565 mil laut atau 8.623 km.

Menurut Daniel, beberapa produk unggulan Sulut berpotensi diekspor ke Davao dan Generan Santos. Dia menerangkan komoditas seperti jagung dan sayur seperti kol, wortel, dan kentang bisa dijual di dua kota itu dengan harga yang tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Sulut ke Filipina mencapai US$23,82 juta atau hanya 2,81% dari total ekspor provinsi Nyiur Melambai sebanyak US$1,02 miliar. Sementara itu, nilai impor Sulut dari Filipina hanya US$2,27 juta, sehingga neraca perdagangan Sulut dengan Filipina surplus US$21,55 juta.

Seluruh barang-barang yang diekspor ke Filipina justru bukan lewat pelabuhan di Sulut, melainkan dikirim melalui provinsi lain. Secara keseluruhan ekspor melalui Sulut pada 2016 mencapai US$848,93 juta, sedangkan yang dikirim melalui provinsi lain US$172,55 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper