Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Politisi Rusia Ingatkan Ancaman Trump Soal Perlombaan Baru Nuklir

Seorang politisi Rusia mengatakan bahwa pernyataa Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait penempatan senjata nuklir AS terdepan bisa memicu gaya Perang Dingin persenjataan baru antara Washington dan Moskow.
Ilustrasi senjata nuklir/Bisnis.com
Ilustrasi senjata nuklir/Bisnis.com

Bisnis.com, MOSKWA-- Politisi Rusia Konstantin Kosachev mengatakan bahwa pernyataa Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait penempatan senjata nuklir AS terdepan bisa memicu gaya Perang Dingin persenjataan baru antara Washington dan Moskow.

Seperti diketahui dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Trump mengatakan Amerika Serikat telah jauh tertinggal dalam kapasitas senjata nuklirnya.

Menghadapi kondisi itu, Ia pun bertekad untuk membalikkan situasi. Menurut Trump perjanjian yang membatasi persenjataan nuklir antara Rusia dan AS merupakan kesepakatan yang buruk bagi Washington.

Sejauh ini pemerintah Rusia belum mengeluarkan pernyatan ataupun reaksi resminya.

Kendati demikian politisi pendukung Kremlin itu menyatakan kekhawatirannya tentang pernyataan dari Trump. Padahal Moskow telah berharap adanya hubungan yang lebih baik antara kedua negara.

"Slogan kampanye Trump 'Membuat America besar lagi', yang jika itu berarti supremasi nuklir, akan mengembalikan dunia ke zaman terburuk dari perlombaan senjata di '50-an dan 60-an," kata Konstantin Kosachev, ketua komite urusan internasional di majelis tinggi parlemen Rusia.

Kosachev dalam laman facebook-nya menuturkan bahwa selama Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat menyadari bahwa mencapai supremasi itu adalah hal yang berbahaya, sehingga menerima doktrin paritas sebagai cara terbaik untuk memastikan perdamaian.

"Apakah kita memasuki era baru? Dalam pandangan saya kita perlu jawaban untuk pertanyaan itu sesegera mungkin,"tekannya.

Selama pemilihan presiden AS, Trump mengatakan ia akan mencoba untuk mengakhiri permusuhan antara Kremlin dan Washington selama kepresidenan Barack Obama. Para pejabat Rusia pun menantikan pengaturan hubungan itu kembali di masa depan.

Tapi nyatanya dalam bulan awal kepemimpinan Trump, potensi hubungan yang lebih baik itu tampaknya memudar. Hal itu terutama dengan pemecatan Michael Flynn, seorang pendukung hubungan hangat dengan Moskow, dari pekerjaannya sebagai penasihat keamanan nasional.

Kosachev tmemang idak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan pada kebijakan pertahanan dan kebijakan luar negeri Rusia tetapi pribadinya dikenal mencerminkan Kremlin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper