Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Riau Kepri Targetkan Serap 27.000 Ton Beras

Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Riau dan Kepri menargetkan mampu menyerap 27.000 ton beras produksi petani setempat.
Petani membersihkan gabah/Antara
Petani membersihkan gabah/Antara

Bisnis.com, PEKANBARU -- Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Riau dan Kepri menargetkan mampu menyerap 27.000 ton beras produksi petani setempat.

Humas Bulog Divre Riau Kepri Hendra Gunafi mengatakan tahun ini pihaknya diberi target menyerap 27.000 ton beras oleh Bulog pusat.

"Target kami tahun ini menyerap 27.000 ton beras petani, tetap ada rinciannya yaitu menyerap dua kategori beras PSO dan komersial," katanya kepada Bisnis, Jumat (24/2/2017).

Hendra menjelaskan mulai tahun ini, Bulog tidak hanya menyerap beras dengan untuk penugasan pemerintah (public service obligation), tetapi juga menyerap beras dengan tujuan komersial.

Hal ini menurut Hendra, karena sebelumnya Bulog hanya diizinkan menyerap beras dengan harga acuan, sehingga mengalami kendala fluktuatifnya harga gabah dan beras petani.

Seperti tahun lalu, Bulog Divre Riau Kepri awalnya ditargetkan 5.000 ton beras, lalu direvisi menjadi 3.000 ton.

"Namun, sampai akhir tahun, kami hanya mampu serap 1.070 ton beras saja, karena kendala harga acuan tadi," katanya.

Kabid Komersial Bulog Divre Riau Kepri Muhammad Yusuf mengatakan dengan aturan baru ini, Bulog bisa menyerap beras dengan lebih fleksibel.

"Setiap tahun, kami selalu upayakan menyerap gabah dan beras petani secara maksimal, tetapi kendalanya persaingan harga di tingkat petani sangat tinggi," katanya.

Dia mencontohkan saat harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras yang ditetapkan bagi Bulog senilai Rp6.400 per kilogram, harga di petani sudah Rp7.000 lebih.

Lalu ketika HPP naik menjadi Rp7.300, harga di tingkat petani malah melonjak ke Rp8.000 per kilogramnya.

Kondisi ini membuat petani lebih memilih untuk menjual ke swasta dan tengkulak dibandingkan menjual ke Bulog sebagai wakil pemerintah.

"Belum tentu swasta itu mau membeli terus, kalau sudah gak ada yang beli nanti akhirnya harga beras petani jatuh atau berasnya rusak karena tidak dipanen," katanya.

Bulog berharap dengan aturan baru ini, jumlah beras yang diserap pihaknya bisa meningkat dan petani mendapatkan jaminan produksi mereka diserap pemerintah secara berkelanjutan.

Adapun hingga akhir Januari, Bulog Divre Riau Kepri sudah menyerap sekitar 100 ton beras produksi petani setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper