Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEBIJAKAN TRUMP: Kecam Larangan Imigrasi, Twitter Maju ke Pengadilan Banding AS

Sejumlah perusahaan teknologi dunia, termasuk Twitter Inc. dan Netflix Inc., berencana mengajukan berkas-berkas hukum yang mengecam kebijakan imigrasi oleh Presiden AS Donald Trump.
Twitter/Antara
Twitter/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan teknologi dunia, termasuk Twitter Inc. dan Netflix Inc., berencana mengajukan berkas-berkas hukum yang mengecam kebijakan imigrasi oleh Presiden AS Donald Trump.

Seperti dilansir Bloomberg pada Senin (6/2/2017), uraian resmi atas hal tersebut akan diajukan malam ini ke pengadilan banding AS Ninth Circuit Court of Appeals, dengan menekankan pentingnya keberadaan imigran dalam kehidupan ekonomi dan bermasyarakat AS.

"Imigran telah membuat banyak penemuan terbesar serta menciptakan sejumlah perusahaan paling inovatif dan ikonis di negeri ini. Amerika memang telah lama membangun pentingnya perlindungan bagi diri sendiri, namun hal itu dilakukan dengan tetap menjaga komitmen fundamental terhadap imigran,” demikian kutipan dari draft tersebut.

Twitter dan Lyft Inc. telah membenarkan keterlibatan mereka. Perusahaan lain yang disebut turut terlibat di antaranya Uber Technologies Inc., Pinterest Inc. dan AppNexus Inc.

Seperti diketahui, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang secara sementara menangguhkan program pengungsi AS serta menghentikan kunjungan ke AS selama 90 hari oleh para warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim.

Ketujuh negara tersebut adalah Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.

Industri teknologi termasuk di antara yang paling vokal dalam menentang kebijakan imigrasi Trump. Sejumlah perusahaan teknologi top dunia, termasuk Microsoft Corp. dan Alphabet Inc., sebelumnya dilaporkan berencana menandatangani surat terbuka kepada Pesiden Trump untuk menyampaikan keprihatinan mereka atas perintah imigrasi Trump.

CEO Uber Travis Kalanick bahkan mengundurkan diri dari susunan dewan penasihat bisnis Presiden Trump pekan lalu, menyusul kritik yang diterima dari konsumen dan pengemudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper