Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK Sentil Ahok: Jangan Setiap Bulan Minta Maaf ke Publik

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan saran yang menyentil kepada calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk berhati-hati dalam berucap di ruang publik.
Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) saaat menghadiri sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (31/1)./Antara-Seto Wardhana
Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) saaat menghadiri sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (31/1)./Antara-Seto Wardhana

Kabar24.com, JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan saran yang menyentil kepada calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk berhati-hati dalam berucap di ruang publik.

Wapres menyatakan sebagai pemimpin, Basuki seharusnya tidak sering mengumbar maaf.

“Jadi jangan seperti itulah, pemimpin, kita ini minta maaf, pejabat publik ya mungkin minta maaf ke publik mungkin berapa tahun sekali. Jangan setiap bulan minta maaf ke publik hal yang sama. Berhati-hatilah,” katanya, di Kantor Wakil Presiden, Jumat (3/2/2017).

Akibatnya, Kalla mengatakan proses pengadilan yang sedang dijalani Ahok akan berimbas pada proses Pilkada, khususnya soal anggapan penyadapan yang berkembang.

“Masyarakat akan menilai apa yang dilakukan Ahok ini. Saya ingin katakan begini, seorang pemimpin itu jangan terpaksa terlalu sering minta maaf. Karena terlalu sering minta maaf berarti membikin kesalahan. Kenapa pemimpin membikin kesalahan yang sama? Dengan kejadian kemarin coba sudah beberapa kali Ahok terpaksa minta maaf? Berarti dia tidak hati-hati, bisa buat kesalahan,” jelasnya.

Kalla juga mengomentari pernyataan Ahok dan kuasa hukumnya terkait adanya telepon dari Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono kepada Ketua MUI Ma’ruf Amin. Meskipun, setelahnya Ahok langsung menyampaikan permintaan maaf ke Ma’ruf.

“Memang sedikit mengejutkan juga pernyataan atau tuntutan penasehat hukumnya Ahok. Dia tahu bahwa Kiai Ma’ruf menelepon jam 10.16, pakai menit lagi kan. Dan isinya. Jadi dua lagi. Tentu ada keyakinan dan pengetahuan tentang telepon itu,” jelasnya.

Padahal, JK mengatakan persoalan saat pengadilan lalu dan kampanye adalah dua hal yang berbeda, namun akan saling berpengaruh, utamanya terjadi saat dekat Pilkada DKI Jakarta.

“Kalau soal pengadilan kemarin sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kampanye karena masalahnya berbeda, cuma orangnya sama, Ahok. Kalau ini masalah hukum. kalau kampanye masalah ya pilkada, politik. Tapi akan saling berpengaruh,” jelas Wapres.

Sejak peristiwa dugaan penistaan agama mencuat dan menyita perhatian publik, dua kali Ahok menyampaikan permintaan maaf.

Pertama, terkait pidatonya yang menyinggung surat Al Maidah 51. Setelahnya, terkait sikap penasehat hukumnya dalam persidangan yang dinilai memojokkan Kiai Ma'ruf Amin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper