Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LARANGAN IMIGRASI TRUMP: Morgan Stanley Tolak Berkomentar, Nike Tak Beri Dukungan

Sebagian besar pimpinan perusahaan di AS menolak mengomentari maupun merespon kebijakan pembatasan imigrasi Presiden AS Donald Trump.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./REUTERS-Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./REUTERS-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian besar pimpinan perusahaan di AS menolak mengomentari maupun merespon kebijakan pembatasan imigrasi Presiden AS Donald Trump.

Di saat para pimpinan Apple Inc., Google, dan Facebook Inc. mengirimkan surel kepada staf mereka untuk mengecam penangguhan program pengungsi AS dan penghentian pendatang dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim, banyak perusahaan di industri lain menolak berkomentar maupun menanggapi langkah Trump tersebut seraya berulang kali menyatakan komitmen mereka terhadap keragaman.

Perbedaan respon tersebut menunjukkan besarnya tekanan yang dihadapi korporasi Amerika untuk menghindari pertentangan secara publik dengan pemerintah yang baru.

Para perwakilan dari Boeing, General Motors, dan Ford menolak berkomentar atas pembatasan imigrasi Trump.

Sementara itu, Wall Street, berharap pemerintah yang baru akan mengurangi sejumlah aturan yang dibuat setelah krisis finansial 2007-2008 serta menerapkan sentuhan yang lebih ringan dalam implementasinya.

“Industri-industri termasuk perbankan, kesehatan, dan manufaktur otomotif tidak ingin melakukan hal yang dapat menyinggung pemerintah yang baru,” ujar Cornelius Hurley, Director of Center for Finance, Law & Policy Boston University, seperti dikutip dari Reuters (30/1/2017).

Para perwakilan Goldman Sachs Group Inc., Citigroup Inc., Bank of America Corp., dan Morgan Stanley juga menolak berkomentar atas perintah larangan imigrasi Trump.

Adapun Wells Fargo & Co dalam pernyataannya menyebutkan sedang mempertimbangkan perintah eksekutif tersebut beserta implikasinya terhadap staf dan bisnis perusahaan.

Operating Committee JPMorgan Chase & Co., termasuk CEO Jamie Dimon, mengirimkan memo kepada stafnya serta menyatakan perhatiannya untuk semua pegawai yang terdampak dan bahwa negara AS diperkuat oleh keragaman dunia sekitar yang kaya.

Di sisi lain, sejumlah pimpinan terdengar lebih blak-blakan merespon hal ini. CEO Nike Inc. Mark Parker dalam pernyataannya menegaskan bahwa Nike tidak mendukung perintah eksekutif tersebut.

“Nike percaya dengan dunia dimana setiap orang merayakan kekuatan perbedaan. Nilai-nilai tersebut terancam oleh perintah eksekutif baru-baru ini di AS yang melarang para pengungsi, juga pendatang, dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim.”

Sementara itu, Brent Saunders, CEO produsen obat Allergan Plc. mentwit: “Menentang kebijakan apapun yang memberi batasan pada kemampuan kita untuk menarik bakat terbaik dan berbeda-beda.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper